Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Angka Kemiskinan dari Era Soeharto hingga Jokowi

Kompas.com - 31/07/2018, 10:13 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan kemiskinan bukan hanya dialami belakangan ini. Sejak dulu, siapapun presidennya, soal kemiskinan menjadi pekerjaan rumah utama yang harus segera dituntaskan.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 1970 hingga 2018, tren angka kemiskinan cenderung menurun meski sempat naik di tahun 1996, 1998, 2002, 2005, 2006, 2013, 2015, dan 2017.

Kemiskinan tertinggi terjadi pada 1970, di mana terdapat 60 persen penduduk yang masuk kategori miskin atau 70 juta jiwa. Sementara angka terendah ditunjukkan pada data BPS bulan Maret 2018, yakni 9,82 persen dengan 25,95 juta penduduk miskin. Pertama kalinya angka kemiskinan di Indonesia berada di bawah 10 persen.

Baca juga: Begini Hitung-hitungan Angka Kemiskinan di Indonesia Cara BPS

Berikut ini perbandingan angka kemiskinan dari masa ke masa, dibagi berdasarkan presiden yang memimpin saat itu (referensi data setiap tahun diambil pada Februari):

1. Era Presiden Soeharto

  • 1970 : Angka kemiskinan 60 persen dengan 70 juta jiwa.
  • 1976 : Angka kemiskinan turun menjadi 40,1 persen dengan 54,2 juta jiwa.
  • 1978 : Angka kemiskinan turun menjadi 33,3 persen dengan 47,2 juta jiwa.
  • 1980 : Angka kemiskinan turun menjadi 28,6 persen dengan 42,3 juta jiwa.
  • 1981 : Angka kemiskinan turun menjadi 26,9 persen dengan 40,6 juta jiwa.
  • 1984 : Angka kemiskinan turun menjadi 21,2 persen dengan 35 juta jiwa.
  • 1987 : Angka kemiskinan turun menjadi 17,4 persen dengan 30 juta jiwa.
  • 1990 : Angka kemiskinan turun menjadi 15,1 persen dengan 27,2 juta jiwa.
  • 1993 : Angka kemiskinan turun menjadi 13,7 persen dengan 25,9 juta jiwa.
  • 1996 : Angka kemiskinan naik menjadi 17,47 persen dengan 34,01 juta jiwa.


2. Era Presiden BJ Habibie

  • 1998 (Desember) : Angka kemiskinan naik menjadi 24,2 persen dengan 49,5 juta jiwa.
  • 1999 (Februari) : Angka kemiskinan turun menjadi 23,43 persen dengan 47,97 juta jiwa.


3. Era Presiden Abdurrahman Wahid

  • 2000 : Angka kemiskinan turun menjadi 19,14 persen dengan 38,74 juta jiwa.
  • 2001 : Angka kemiskinan turun menjadi 18,41 persen dengan 37,87 juta jiwa.


4. Era Presiden Megawati Soekarnoputri

  • 2002 : Angka kemiskinan naik menjadi 18,20 persen dengan 38,39 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
  • 2003 : Angka kemiskinan turun menjadi 17,42 persen dengan 37,34 juta jiwa.
  • 2004 : Angka kemiskinan turun menjadi 16,66 persen dengan 36,15 juta jiwa.


5. Era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

  • 2005 : Angka kemiskinan naik menjadi 16,69 persen dengan 36,8 juta jiwa.
  • 2006 : Angka kemiskinan naik menjadi 17,75 persen dengan 39,3 juta jiwa.
  • 2007 : Angka kemiskinan turun menjadi 16,58 persen dengan 37,17 juta jiwa.
  • 2008 : Angka kemiskinan turun menjadi 15,42 persen dengan 34,96 juta jiwa.
  • 2009 : Angka kemiskinan turun menjadi 14,15 persen dengan 32,53 juta jiwa.
  • 2010 : Angka kemiskinan turun menjadi 13,33 persen dengan 31,02 juta jiwa.
  • 2011 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 12,49 persen dengan 30,12 juta jiwa.
  • 2011 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 12,36 persen dengan 30,01 juta jiwa.
  • 2012 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,96 persen dengan 29,25 juta jiwa.
  • 2012 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,6 persen dengan 28,71 juta jiwa.
  • 2013 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,36 persen dengan 28,17 juta jiwa.
  • 2013 (September) : Angka kemiskinan naik menjadi 11,46 persen dengan 28,61 juta jiwa.
  • 2014 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,25 persen dengan 28,28 juta jiwa.
  • 2014 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,96 persen dengan 27,73 juta jiwa.


6. Era Presiden Joko Widodo

  • 2015 (Maret) : Angka kemiskinan naik menjadi 11,22 persen dengan 28,59 juta jiwa.
  • 2015 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 11,13 persen dengan 28,51 juta jiwa.
  • 2016 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,86 persen dengan 28,01 juta jiwa.
  • 2016 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,7 persen dengan 27,76 juta jiwa.
  • 2017 (Maret) : Angka kemiskinan naik menjadi 10,64 persen dengan 27,77 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
  • 2017 (September) : Angka kemiskinan turun menjadi 10,12 persen dengan 26,58 juta jiwa.
  • 2018 (Maret) : Angka kemiskinan turun menjadi 9,82 persen dengan 25,95 juta jiwa.

 

Kompas TV Meski demikian, tren kenaikan harga sejumlah bahan pangan masih membayangi angka kemiskinan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com