Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Jadi Caleg, Berapa Miliar Dana Dibutuhkan?

Kompas.com - 01/08/2018, 06:46 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan legislatif (Pileg) layaknya pasar kaget. Ramai. Tak digelar tiap hari. Dan yang pasti banyak barang baru. Sebagian mutunya bagus. Tapi tidak sedikit yang kualitasnya KW.

Ya, seperti pasar kaget karena dalam Pileg juga masyarakat sering dibuat terkaget-kaget. Karena ada orang-orang baru yang tak diperhitungkan sebelumnya, tiba-tiba maju jadi wakil rakyat.

Layaknya sebuah pasar, orang yang berkompetisi dalam Pileg harus bisa menjawab tuntutan masyarakat. Jika tidak, dipastikan si calon tak akan dipilih.

Branding dan kemasan kerap menjadi faktor yang sangat menentukan seorang caleg terpilih. Orangnya pinter, tapi tak punya brand dan kemasan yang bagus, dipastikan bakal tersisih. Demikian juga sebaliknya. Orang yang kecerdasannya pas-pasan, tapi punya “kemasan” yang bagus, dipastikan bakal menjadi pilihan favorit.

Agar bisa memenangkan kontestasi, seorang caleg haruslah memiliki kemasan dan brand yang oke. Selain itu, mereka harus rajin melakukan sosialisasi dan pengenalan diri.

Lantas, berapa besar biaya yang harus disediakan oleh mereka yang ingin maju sebagai caleg?

Popularitas Menentukan

Anggota Komisi XI DPR yang juga politisi PDI-P Indah Kurnia menceritakan faktor popularitas menjadi sesuatu yang sangat menentukan. Semakin populer seorang caleg, biaya kampanye akan semakin bisa ditekan.

Dia mengaku bersyukur, profesi yang pernah dilakoni sebelum menjadi anggota DPR bisa membantunya membangun popularitas. Indah Kurnia merupakan mantan karyawan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Posisi terakhir yang dia pegang adalah Kepala Cabang BCA Tunjungan.

Posisi tersebut sangat membantu dia mengenal banyak orang. “Bahkan, saya hafal nomor rekening sejumlah nasabah BCA. Saya bertemu mereka, yang saya sebut nomor rekeningnya, hahaha...,” kata Indah saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (28/7/2018).

Selain menjadi bankir, Indah juga menjadi penyanyi panggung dan manajer klub sepakbola Persebaya. Dari situlah, popularitas dan dukungan tak sulit untuk diperoleh.

“Pas saya maju jadi caleg tahun 2009, saya hanya mengeluarkan uang Rp 90 juta. Ya itu tadi, karena saya tidak perlu lagi kampanye untuk memperkenalkan diri,” akunya.

Indah mengaku, dana tersebut tidak besar jika dibandingkan dengan caleg lain yang maju dalam kontestasi pemilihan legislatif.

Kisah berbeda diungkapkan oleh seorang mantan caleg yang gagal maju ke Senayan. Sebut saja namanya Wawan. Seorang mantan komisaris salah satu BUMN. Tahun 2014 dia mencoba peruntungan di dunia politik dengan maju sebagai caleg Partai Demokrat.

Sehari-harinya lebih banyak dihabiskan di Jakarta dan Jawa Timur. Akan tetapi, pada 2014 dia mendapat tawaran untuk maju di salah satu daerah pemilihan (Dapil) di Jawa Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com