Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huda Kattan dan Kecantikan Senilai 1 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 07/08/2018, 14:17 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Bisnis kecantikan dan kosmetik berpeluang menjadi bisnis yang berkembang besar.

Dalam daftar terbaru Forbes tentang "America's Richest Self-Made Women", 7 dari 60 daftar yang masuk berbisnis kosmetik dan perawatan kulit. Salah satunya adalah makeup mogul yang berbasis di Dubai, Huda Kattan.

Perempuan beusia 34 tahun ini mendirikan merek kosmetik "Huda Beauty" pada tahun 2013. Berada di peringkat 37, diperkirakan kekayaannya hampir 900 juta dollar AS yang bersumber dari kerajaan kosmetiknya.

Menarik untuk menyimak perjalanan Huda hingga meraih titel sebagai salah satu perempuan terkaya di AS.

Perjalanan Huda di dunia kecantikan dan kosmetik, dimulai dari tulisan di blog dan video di Youtube pribadinya.

"Saya perhatikan tidak ada blogger seperti saya ... tidak ada yang bisa saya cari (sebelumnya)," kata Huda sebagaimana dikutip dari CNN.

Kecewa dengan pekerjaannya di bidang keuangan, Huda memutuskan berhenti dan menjadi make up artist. Kemudian, tahun 2010 dia meluncurkan situs web sendiri yang berisi tutorial make up, rutinitas perawatan kulit, dan beauty hacks.

Terobosan komersialnya terjadi pada tahun 2013, ketika dia bekerja sama dengan saudara perempuannya Mona dan Alya, yang saat ini bertindak sebagai Presiden Global dan Kepala Instagram Huda Beauty. Mereka memproduksi bulu mata palsu untuk dijual.

Huda menyebut, Instagram adalah titik baliknya. "Itu adalah katalis yang mengubah segalanya," katanya. "Ini mengubah dinamika di mana orang tidak hanya berkomunikasi tetapi juga terinspirasi," ujar Huda.

Aplikasi ini menurutnya, memberi akses ke orang-orang dari seluruh dunia. Video-nya mulai menjadi viral dan para pengikutnya berlipat ganda. Dia memiliki lebih dari 26 juta pengikut di Instagram saat ini.

"Saya menyadari bahwa tujuan saya sebenarnya adalah untuk menginspirasi orang," katanya. "Ini tidak ada hubungannya dengan uang, itu tidak ada hubungannya dengan materi apa pun. Ini benar-benar untuk membuktikan kepada orang-orang bahwa si kecil bisa," cerita Huda kepada CNN.

Perkiraan kekayaan bersih Huda mencapai 550 juta dollar AS, sedangkan produk Huda Beauty sendiri bernilai lebih dari 1 miliar dollar AS.

Huda adalah contoh dari "influencer" generasi baru saat ini. Editor Digital Grazia Middle East Olivia Phillips menjelaskan, Huda tidak hanya memperkenalkan produk kecantikannya tapi dia juga menjadi inspirasi bagi bisnis kecantikan dan perempuan lain.

"Huda adalah kisah sukses terbaik," kata Olivia. "Ulet, berbakat, ibu yang bekerja untuk keluarga ... (dia) gadis dengan semangat kewirausahaan," tambahnya.

Pasar Timur Tengah

Tokoh media sosial seperti Huda telah memiliki efek besar pada industri terutama untuk industri kecantikan di Uni Emirat Arab (UAE).

Menurut laporan terbaru Euromonitor tentang kecantikan dan perawatan pribadi di UAE, Huda adalah salah satu alasan utama peningkatan pengeluaran untuk kosmetik.

Konsumen di UEA menghabiskan 228 juta dollar AS per kapita untuk produk kecantikan pada tahun 2017, naik dari 168 juta dollar AS pada tahun 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com