Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut 3 PR Pemerintah untuk Genjot Ekspor

Kompas.com - 07/08/2018, 20:28 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya untuk menggenjot kinerja ekspor untuk mendorong surplus neraca perdagangan.

Pengamat ekonomi dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Aviliani memaparkan, setidaknya terdapat tiga hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong ekspor.

1. Garap Sektor Pariwisata

Menurut Aviliani, saat ini sektor pariwisata di Indonesia belum dikerjakan secara maksimal. Selain itu, pemerintah pun dipandang tidak bersinergi dalam mengerjakan proyek-proyek yang berhubungan dengan sektro pariwisata.

"Persoalannya itu kita garapnya masing-masing. Akomodasi sendiri, transportasi sendiri. Ini harus membentuk tim untuk mendatangkan itu. Devisanya kan besar banget," ujar dia ketika memberikan penjelasan kepada awak media di Jakarta, Selasa (7/8/2018).

2. Industri Pangan Berbasis Halal

Aviliani memandang, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia masih kalah dengan Thailand yang saat ini menjadikan pangan halal sebagai salah satu komoditas ekspor mereka.

"Saat ini Thailand kan yang ekspor pangan halal tinggi. Harusnya kita bisa. Nah, itu juga kita harus garap," ujar dia.

3. Kurangi Impor di Sektor Farmasi

Aviliani menjelaskan, saat ini hampir sebagian produk farmasi berasal dari impor. Bahan baku yang digunakan untuk produksi sektor farmasi pun juga masih impor.

Salah satu solusi yang Aviliani tawarkan adalah dengan mengembangkan pengobatan herbal.

"Seperti China itu kan pakai herbal, ternyata dia mampu mengekspor besar juga kan, itu juga belum digarap. Jadi masih memungkinkan dalam waktu 5 tahun ke depan ini mengubah orientasi ekspor kita yang hanya CPO (minyak kelapa sawit) dan batu bara," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com