Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Menteri Eko Ajak Masyarakat Bengkulu Membangun Desa

Kompas.com - 08/08/2018, 07:19 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk bersama-sama membangun desa agar lebih maju dan berkembang.

Hal itu disampaikan Mendes Eko saat menjadi pembicara dalam dialog nasional dengan tema Indonesia Maju bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Gelanggang Olahraga Bengkulu, Sabtu (4/8/2018) lalu.

Menteri Eko menilai, Bengkulu merupakan salah satu provinsi kaya karena memiliki tanah yang subur, pantai yang indah, dan sumber daya manusia yang beretos kerja kuat dalam menggapai keinginannya membangun desa yang lebih baik.

Namun, dengan banyaknya potensi alam dan sumber daya manusia ternyata Bengkulu masih banyak memiliki desa yang tertinggal.

Baca juga: Menteri Klaim Dana Desa Turunkan Kemiskinan Hingga 1,8 Juta Orang

Oleh karenanya, kata Eko, perlu gerakan bersama agar Bengkulu tidak lagi memiliki desa tertinggal.

"Saya berharap masyarakat Bengkulu dapat memanfaatkan dana desanya dengan baik dan ikut mengawal dana desa sehingga desa-desa tertinggal ataupun desa miskin yang ada di

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk bersama-sama membangun desa agar lebih maju dan berkembang.
Dok. Humas Kemendes PDTT Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk bersama-sama membangun desa agar lebih maju dan berkembang.
Bengkulu bisa cepat terentaskan. Saya berjanji akan banyak meluangkan waktu ke Bengkulu untuk secara bersama-sama mengentaskan kemiskinan dan melepaskan ketertinggalannya desa yang masih ada di Bengkulu," katanya dalam pernyataan tertulis, Rabu (8/8/2018).

Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana desa senilai Rp 187 triliun selama 4 tahun. Dengan angka sebesar itu, ternyata sudah banyak yang mengubah desa tertinggal menjadi berkembang dan desa berkembang menjadi desa mandiri.

"Karena dampak dari dana desa itu sangat besar dalam percepatan pembangunan desa dan meningkatkan ekonomi di desa," katanya.

Dana desa untuk rakyat

Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan embung desa di Nagari Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu (7/2/2018).Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan embung desa di Nagari Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu (7/2/2018).

Dampak dari dana desa tersebut antara lain sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat dengan membangun sekitar 123.858 kilometer jalan desa, 781.258 meter jembatan, 6.576 unit pasar desa, tambatan perahu sebanyak 2.960 unit, 28.830 unit irigasi, 3.111 unit sarana olahraga dan pembangunan embung sebanyak 1.971 unit.

Selain itu, dana desa juga berdampak dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan membangun 67.094 penahan tanah, 38.331 sarana air bersih, 112.003 MCK, 5.402 poliklinik desa (polindes), 38.217.065 meter drainase, 18.177 PAUD, 11.574 posyandu, dan pembangunan sumur sebanyak 31.122 unit.

"Alhamdulillah pemanfaatan dana desa selama 3 tahun sudah terlihat hasilnya. Kita juga melihat terjadinya penurunan kemiskinan yang cukup signifikan. Tahun ini tingkat kemiskinannya menyentuh single digit yakni 9,8 persen. Kalau ini bisa terus kita pertahankan, maka dalam 5 tahun ke depan jumlah orang miskin di desa akan jauh lebih kecil daripada di kota. Demikian juga penurunan stunting juga cukup besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com