Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Stagnasi pada Semester II 2018

Kompas.com - 08/08/2018, 17:08 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi munculnya stagnansi pertumbuhan ekonomi pada semester II 2018. Hal itu didasari oleh tidak maksimalnya dunia usaha dalam memanfaatkan puasa dan Lebaran sebagai momentum peningkatan kinerjanya.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menyebutkan, puasa dan Lebaran merupakan periode utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Puasa dan Lebaran sesungguhnya momentum musiman yang cukup ampuh untuk menggenjot kinerja dunia usaha. Namun seiring stimulus fiskal yang minim menyentuh sisi produksi dan lebih berdampak pada sisi konsumsi membuat efek pengganda yang dihasilkan tidak optimal," ucap Enny di kantornya, Jakarta, Rabu (8/8/2018).

Lebih lanjut Enny mengatakan, pelaku usaha di sektor ritel selalu menjadikan momen Lebaran sebagai bulan keberuntungan. Mereka menargetkan pada periode tersebut dapat memenuhi sekitar 35 persen dari omzet penjualan tahun berjalan.

Baca juga: Indef: Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Hanya Sementara

Oleh karenanya, setiap menjelang Lebaran, target produksi pasti mengalami kenaikan. Hasil Survei kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada 12 Juli 2018 mengindikasikan kegiatan usaha pada kuartal II meningkat sangat signifikan.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) naik dari 8,23 persen pada kuartal I menjadi 20,89 persen pada kuartal II. Hal ini juga terlihat pada kenaikan rata-rata kapasitas produksi terpakai, yakni dari 76,27 persen pada kuartal II ke 78,40 persen pada kuartal II.

Namun demikian, hal tersebut tak berjalan sesuai harapan pelaku usaha. Pasalnya, peningkatan produksi sebagai antisipasi Lebaran justru tidak mampu terjual dan membuat bertambahnya jumlah inventori.

"Pada kuartal II 2018, perubahan inventori tumbuh sangat tinggi 44,07 persen (yoy) dan 18,5 persen (qtq). Perubahan inventori tersebut memiliki andil 0,46 persen terhadap pertumbuhan PDB. Padahal secara historis, peran inventori ini selalu negatif," kata Enny.

Besarnya akumulasi inventori yang tersimpan di gudang pada kuartal ll 2018 sekaligus memberikan sinyal ekspektasi dunia usaha ke depan.

Hal itu terlihat dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) kuartal III 2018 yang mengalami penurunan cukup drastis dari kuartal II 2018 sebesar 112,82 menjadi 106,05.

Demikian juga Indeks Tendensi Konsumen (ITK) kuartal III 2018 juga turun drastis dari Ekspektasi Prompt Manufacturing Index (PMI) kuartal III 2018. Indeks itu turun menjadi 51,81 persen dengan SBT juga turun menjadi 3,43 dari 3,96 persen pada kuartal II 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com