Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moody's: Outlook Sistem Perbankan Indonesia Stabil

Kompas.com - 08/08/2018, 20:08 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service telah mengubah outlook sistem perbankan Indonesia dari stabil menjadi positif seiring dengan peningkatan peringkat bank di Indonesia pada periode April hingga Juni 2018.

"Outlook yang stabil menunjukkan pada 12 hingga 18 bulan ke depan, bank-bank di Indonesia memiliki kualitas aset yang stabil dalam lingkungan makroekonomi yang kuat," sebut Vice President sekaligus analis senior Moody's Simon Chen melalui keterangan tertulis dalam laman resminya, Rabu (8/8/2018).

Lebih lanjut Simon mengatakan, selama periode ini, perbankan akan menunjukkan kemampuannya dalam menyerap kerugian didukung dengan kuatnya profitabilitas.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat juga diprediksi mendukung operasi perbankan selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Moody's pun menyatakan, kebijakan makroekonomi akan mendorong PDB riil tumbuh 5,2 persen sepanjang tahun 2018 hingga tahun 2019 setelah mengalami ekspansi hingga 5,1 persen di tahun 2017.

Baca juga: Kenaikan Peringkat RI oleh Moody's, Mengapa Rupiah Belum Menguat?

Adapun pertumbuhan kredit meningkat dari 10 hingga 12 persen secara tahunan, dari outlook tahun 2017 yang berada pada posisi 8,7 persen.

Moody's menjelaskan, pemberian peringkat stail terhadap sistem perbankan didasarkan atas 6 hal, yaitu lingkungan operasi (stabil), risiko aset (stabil), modal (stabil), pendanaan dan likuiditas (stabil), profitabilitas dan efisiensi (stabil), dan dukungan pemerintahan (stabil).

Penilaian ini didasarkan dari peringkat 9 bank di Indonesia. Bank-bank inilah yang menyumbang 66 persen total aset sistem pada akhir Maret 2018.

Kualitas aset perbankan Indonesia akan terus terjaga pada 12 hingga 18 tahun ke depan, dengan kondisi perekonomian yang kuat sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan korporasi. Tingkat kredit macet pun akan terus tertekan. Pertumbuhan pendapatan yang kuat sekaligus berkurangnya biaya kredit akan membuat perbankan di Indonesia untuk menghasilkan modal yang cukup sehingga mendukug percepatan pertumbuhan aset.

Adapun di sisi likuiditas, pertumbuhan simpanan berdampak pada berkurangnya tekanan pendanaan. Meski pertumbuhan kredit yang lebih cepat berpotensi menekan pendanaan bank, namun cenderung tetap terjaha seiring dengan pertumbuhan simpanan.

"Sebab, simpanan tumbuh denga kecepatan yang sama dengan kredit," ujar Simon Chen.

Sebagai tambahan, profotabilitas inti perbankan akan terjaga tetap kuat, didukung dengan net interest margin industri perbankan di kisaran 5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan industri perbankan lain di kawasan Asia Tenggara.

Dukungan pemerintah pun juga akan tetap kuat. Moody's menjelaskan, peningkatan peringkat sovereign Indonesia pada April 2018 mencerminkan peningkatan kapasitas pemerintah untuk mendukung bank-bank.

Sebagai informasi, per April 2018 lalu, Moody;s meningkatkan peringkat sejumlah bank di Indonesia dari Baa2 menjadi Baa3 dengan outlook dari stabil menjadi positif. Moody's pun menaikkan penilaian kredit untuk 7 dari 9 bank bank yang masuk dalam pengamatan lembaga tersebut pada periode April hingga Juni 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com