Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Mansur: Paytren Berpotensi Jadi Unicorn dan Bisa Beli Unicorn Lainnya

Kompas.com - 10/08/2018, 21:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Jam’an Nurkhatib Mansur alis Yusuf Mansur tidak puas hanya membeli saham Tempo.co dan BRI Syariah. Pendakwah sekaligus pengusaha ini mengaku berencana menjadikan layanan isi ulang elektronik miliknya, PayTren mampu raih predikat unicorn.

Paytren adalah perusahaan fintech satu-satunya yang berpotensi unicorn dan bisa membeli perusahaan unicorn lainnya,” kata Yusuf Mansur seperti dilansir Kontan.co.id, Jumat (10/8/2018).

Unicorn merupakan predikat bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,8 triliun. Maka untuk mencapai tahap unicorn, ia memilih menjalankan bisnis bukan secara konvensional, tapi sesuai prinsip syariah.

“Tidak mungkin kami menggunakan strategi dari investor, karena kami tidak punya investor, justru kami yang menjadi investor. Kami tidak pakai startegi investor seperti beriklan, bakar duit dan above the line,” ungkapnya.

Baca juga: Startup Fintech Lending Ditarget Jadi Unicorn Selanjutnya di Indonesia

Selama ini, dia mengaku strategi bisnis PayTren adalah melalui pendekatan spiritual, baik secara teori maupun praktik. Misalnya, meminta pengguna dan pekerja PayTren, untuk rajin berdoa, shalat sunah dan beramal kepada orang yang membutuhkan.

Berkat itu semua, Paytren kini sudah mempunyai 3 juta pengguna, dengan nilai transaksi sekitar Rp 7 miliar - Rp 8 miliar per hari. Harapannya, sampai akhir tahun bisa capai 10 juta pengguna dan kelola dana masyarakat Rp 20 triliun – Rp 30 triliun.

“Jumlah transaksi itu masih terbilang kecil, tetapi sangat sehat dan secara korporasi tidak mempunyai hutang,” ungkapnya.

Meski demikian, perusahaan di bawah naungan PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) ini tetap fokus menjalani bisnisnya dan akan memperluas jaringan bisnisnya demi meraih dana kelola hingga Rp 30 triliun.

Setelah layanan isi ulang elektronik, perusahaan ini tengah mengembangkan quick response (QR) Code. Suatu layanan pembayaran digital dan direncanakan bakal rilis Oktober mendatang.

Selain QR Code, Treni juga akan meluncurkan tujuh layanan lain, seperti remitansi, transaksi lintas batas negara, aggregator pembayaran tagihan, layanan keuangan digital (branchless banking), transfer dana, reksadana, dan uang elektronik pada akhir September 2018.

Beli saham Tempo

Setelah membeli saham BRI Syariah, Yusuf Mansur kembali saham baru. Kini ia membeli saham PT Info Media Digital (Tempo.co) senilai Rp 27 miliar melalui PT Verita Sentosa Internasional.

Jumlah saham yang dibeli sebanyak 152.881 lembar saham atau setara 5 persen dari total saham. Proses pembelian saham tersebut dilakukan secara bertahap, mulai dari Januari hingga Juni 2019. Menurut dia, saham Tempo menarik untuk dimiliki, karena industri media saat ini terus berkembang.

“Pembelian saham ini bukan untuk berdagang, tapi untuk memiliki sahamnya. Maka, pembelian saham ini menarik saja, asalkan industrinya terus hidup,” kata dia.

Adapun dana pembelian Tempo, dihimpun dari dana pengguna PayTren dan masyarakat umum. Setelah itu, ia tertarik menghimpun lebih banyak lagi dana investor, bagi siapa saja yang minat berinvetasi di PayTren. Caranya, melalui penyatuan PT Veritra Sentosa Internasional dan PayTren Aset Manajemen (PAM).

“Dananya kami dapat dari pengguna PayTren dan masyarakat umum. Kemudian kami taruh di PAM, setelah itu masyarakat bisa beli sahamnya,” jelasnya.

Ustaz kondang ini masih berhasrat membeli saham-saham perusahaan lain, namun saat ini ia masih mau belajar dan menikmati rasanya menjadi pemegang saham dua perusahaan tersebut.

Ketika ditanya, jenis saham lain yang akan dibeli ke depan, ia bergurau akan membeli perusahaan Kontan. (Ferrika Sari)

Berita ini sudah tayang di Konta.co.id dengan judul Setelah beli saham Tempo.co, Yusuf Mansur berharap PayTren jadi unicorn

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com