Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Crocs Menutup 2 Pabrik Terakhir Miliknya

Kompas.com - 11/08/2018, 10:21 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CBS News

NEW YORK, KOMPAS.com - Crocs mengumumkan penutupan dua pabriknya di Italia dan Meksiko Rabu (8/8/2018). Pengumuman tersebut sempat memicu kepanikan kecil di kalangan penggemar sepatu plastik warna-warninya karena kedua pabrik tersebut merupakan pabrik terakhir milik Crocs.

Namun seperti dilansir CBSNews, pembuat alas kaki warna warni itu masih terus memproduksi di pabrik-pabrik outsourcing.

Dalam pernyataannya Crocs menegaskan, langkah penutupan pabrik dan beberapa tokonya tersebut merupakan upaya untuk memangkas biaya dan mendorong pendapatan perusahaan.

“Di sini, beberapa laporan media mengatakan bahwa Crocs berhenti produksi di pabrik milik kami. Meskipun benar, beberapa pihak telah menginterpretasikan bahwa Crocs tidak akan lagi membuat dan menjual sepatu. Sebaliknya, Crocs akan terus berinovasi, merancang dan memproduksi sepatu paling nyaman di planet ini,” sebut  juru bicara Crocs dalam pernyataan yang dirilis Kamis (9/8/2018) sore waktu setempat itu.

Baca juga: Hampir Bangkrut, Produsen Sandal Crocs Dibeli Investor Rp 2,4 Triliun

“Ketika kami merampingkan bisnis untuk lebih meningkatkan pendapatan Crocs, kami hanya mengalihkan produksi ke pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas produksi kami," lanjutnya,

Analis CL King & Associates Steven Marotta mengatakan, pabrik-pabrik yang ditutup tersebut memproduksi kurang dari 10 persen dari produk Crocs. "Rantai suplai mereka sangat kuat," kata Steven.

"Jumlah [sepatu] yang sangat sedikit itu dapat dengan mudah diserap melalui rantai pasokan,” tambahnya.

Outsourcing telah menjadi strategi bisnis yang umum dilakukan untuk perusahaan pakaian sejak tahun 1980-an.

Analis untuk Susquehanna Financial Group Sam Poser mengungkapkan, untuk Crocs, outsourcing dapat mempermudah untuk mengubah lini produk mereka dan lebih mengetahui permintaan yang diinginkan pelanggan.

Dia pun membandingkan dengan perusahaan alas kaki terkemuka lainnya seperti Nike, yang menurutnya tidak memiliki pabrik sendiri.

Tidak satu pun dari perusahaan-perusahaan ini memiliki pabrik. Bukan itu yang mereka lakukan,” kata Sam.

Rencana Crocs mengenai hal ini yang dimulai pada tahun 2014 yang melibatkan penutupan beberapa toko dan lebih berfokus pada penjualan online. Perusahaan menutup sekitar 160 toko selama setahun terakhir, katanya dalam presentasi baru-baru ini kepada investor.

Sementara Wall Street merespons positif langkah Crocs tersebut.  Saham Crocs yang tahun ini telah naik 49 persen, kembali melambung pada perdagangan Kamis.  Nilai saham Crocs yang sempat terpuruk ke posisi terendah di 6,23 dollar AS pada April 2017 lalu, saat ini telah naik 3 kali lipat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com