Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Daftar Perusahaan Besar yang Dukung Kampanye Bebas Plastik

Kompas.com - 11/08/2018, 13:14 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Dari hulu sungai hingga samudra masalah sampah plastik adalah masalah serius yang tidak terhindarkan saat ini.

Menurut Komisi Eropa, Eropa menghasilkan setidaknya 25 juta ton sampah plastik per tahun. Namun, hanya kurang dari 30 persennya yang didaur ulang.

Sepanjang tahun 2018, banyak perusahaan besar berjanji akan mengurangi penggunaan plastik untuk produknya.

Sementara kota Seattle Amerika Serikat mulai melarang penggunaan sedotan plastik pada musim panas ini. Pemilik bisnis layanan makanan di kota ini harus menyediakan pelanggan dengan "pilihan yang sesuai" seperti sedotan yang terbuat dari kertas mudah terurai atau plastik yang dapat mudah untuk terurai dan didaur ulang.

Jika pemilik bisnis tidak mematuhi peraturan, mereka bisa menghadapi denda 250 dollar AS.

Baca juga: Bye Bye Plastic, Kisah 2 Gadis Muda Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik

Dikutip dari CNBC, berikut perusahaan-perusahaan yang mendukung kampanye bebas plastik ini.

1. Evian
Pada bulan Januari 2018, salah satu merek botol air paling ikonik di dunia ini membuat komitmen yang substansial tentang penggunaan plastik. Evian mengatakan akan memproduksi semua botol plastiknya menjadi 100 persen plastik daur ulang pada tahun 2025.

2. Iceland
Pada awal tahun Iceland, salah satu supermarket besar di Inggris, membuat komitmen untuk menghilangkan kemasan plastik dari produk labelnya sendiri pada tahun 2023.

Spesialis produk makanan beku ini mengatakan, telah membuang sedotan plastik sekali pakai dari produknya. Iceland menyebutkan, wadah produknya akan menggunakan bahan berbahan kertas bukan dari plastik.

3. Starbucks
Starbucks telah menyusun rencana untuk menyingkirkan sedotan plastik sekali pakai dari semua gerainya pada tahun 2020. Raksasa kedai kopi ini juga mengenakan biaya untuk cangkir kertas di 950 gerainya di Inggris.

4. McDonald's
Bulan Juni lalu, kedai makanan cepat saji McDonald's mengumumkan rencana untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik di restorannya di Inggris dan Irlandia.

McDonald’s mengatakan, akan memulai peluncuran bertahap sedotan kertas pada 1.361 gerainya di kedua negara. Transisi akan dimulai pada bulan September dan akan selesai pada tahun 2019.

5. Morrisons
Pada bulan Juni, supermarket kenamaan Inggris Morrisons mengatakan, akan membawa kembali kantong kertas coklat "tradisional" untuk wadah buah dan sayuran.

Kantong kertas cokelat yang terbuat dari 100 persen kertas daur ulang ini sedang dikirimkan ke 493 tokonya, dan akan sepenuhnya siap pada akhir musim panas (September 2018).

Menurut keterangan Morrisons, langkah ini diatur untuk mencegah 150 juta kantong plastik kecil digunakan setiap tahun.

6. Norwegian Cruise Line Holdings
Pada akhir Juli 2018, Norwegian Cruise Line Holdings berencana menghilangkan sedotan plastik sekali pakai di seluruh armadanya yang terdiri dari 26 kapal.

Perusahaan juga akan melarang sedotan plastik sekali pakai di dua pulau tujuan, Great Stirrup Cay dan Harvest Caye, di Bahama dan Belize.

Perusahaan mengatakan perubahan akan membantu menyingkirkan lebih dari 50 juta sedotan di seluruh armadanya setiap tahun.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com