Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub: Penyangga Ban Alfa Air Lepas Karena Benturan Saat Mendarat

Kompas.com - 13/08/2018, 13:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


WAMENA, KOMPAS.com - Pesawat jenis Alfa Air PK-ASA yang terbang dari Bandar Udara Sentani, Jayapura, mengalami lepas penyangga ban saat mendarat di air strip Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua.

Pesawat yang mendarat pada pukul 08.30 WIT tersebut, tidak sedang mengangkut penumpang.

Namun rencananya, pesawat akan membawa rombongan dari Kementerian ESDM yang sedang dalam perjalanan untuk membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi di kawasan tersebut kembali ke Sentani untuk pulang ke Jakarta.

Kasi Keamanan dan Keselamatan Penerbangan UPBU Kelas I Wamena Ferdinand Hallatu menjelaskan, rata-rata air strip yang miring sehingga menyebabkan benturan yang keras karena mendarat.

"Rata-rata air strip kan miring, ketika turun benturan terlalu keras. Begitu turun dia menanjak bisa jadi ada tekanan besar," ujar dia ketika menjelaskan kepada Kompas.com di kantornya, Senin (13/8/2018).

Adapun mengenai perbaikan penyangga ban yang dilakukan dengan menggunakan tali karet serta tambang, Ferdinand mengatakan tindakan tersebut sebagai tindakan berani.

Sebab, dengan kondisi air strip Puldama yang terpencil sekaligus terbatas, tindakan untuk meminta pertolongan dari pihak luar pun tidak memungkinkan.

"Itu tindakan yang berani. Saya apresiasi untuk mereka yg mau terbang di Papua. Seharusnya dia nunggu, cuma siapa yang mau dateng bawa peralatan? Dia mau balik juga gimana? Belum tentu komumikasi juga bisa, kondisi seperti itu kan terbatas," lanjut dia.

Dirinya menjelaskan, medan penerbangan di Papua memang cukup sulit, apalagi di wilayah-wilayah pegunungan. Untuk di Puldama sendiri, panjang landasan pacu yang hanya 1.600 meter dan menanjak juga menjadi tantangan tersendiri bagi pilot-pilot pesawat perintis.

 "Memang agak sulit di Papua. Masih banyak membutuhkan layanan," ujar dia.

Menurut Ferdinand, Papua membutuhkan pembangunan infrastruktur baik untuk jalan darat maupun udara. Meskipun demikian, penerbangan menjadi penting lantaran medan di Papua yang cukup sulit.

"Di Papua dua-duanya harus jalan, jalan darat dibangun dan udara juga berperan. kalau tidak ya repot. kalau jalan darat kan untuk jangka panjang, butuh proses juga. Dari sisi kemanan kita banyak saudara di hutan perlu dipertimbangkan, apakah bisa kompromi atau tidak. Terkadang mereka menghalangi, sehingga prosesnya lama," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com