Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri BUMN Ingin 2.000 Hektar Lahan Terlantar di NTT Jadi Ladang Garam

Kompas.com - 14/08/2018, 16:41 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, ada 2.000 hektar lahan di Nusa Tenggara Timur yang terlantar.

Dia menginginkan lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk ladang garam.

Hal tersebut diungkapkan Rini usai memanen garam di ladang milik PT Garam (persero) di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/8/2018).

"Kami sedang mengusulkan juga kepada Kementerian ATR dan kami ingin bicara dengan gubernur terpilih, karena ini ada 2.000 hektar lahan terlantar. Nah ini kalau bisa kita manfaatkan dengan program inti plasma sebagian masyarakat di sini belum punya lahan, jadi mereka kalau kita bikin inti plasma mereka bisa dapat lahan juga. Mereka bukan lagi sebagai buruh, tapi bisa punya lahan juga," ujar Rini.

Rini mengungkapkan, selama ini Indonesia masih impor garam industri. Jika 2.000 hetar lahan terlantar itu bisa dimanfaatkan, dia berharap Indonesia tak lagi impor garam.

Menurut Rini, kualitas garam di kawasan NTT sangat bagus. Selain itu, di NTT juga memiliki lahan yang luas.

Jika serius dikembangkan, NTT memiliki potensi sebagai wilayah penghasil garam utama bagi Indonesia.

"Jadi kita berarap kalau bisa benar-benar BUMN bekerja sama dengan gubernur terpilih, mungkin NTT bisa kita jadikan provinsi garam untuk Indonesia," kata Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com