Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Statistik Juli Agak Anomali karena Libur Panjang

Kompas.com - 15/08/2018, 15:49 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap data statistik yang baru saja dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS) agak tidak normal dibanding bulan sebelumnya. BPS merilis Neraca perdagangan per Juli 2018 defisit 2,03 miliar dollar AS, sedangkan angka impor mencapai 18,27 miliar dollar AS atau tumbuh 62,17 persen.

Menurut Sri Mulyani, salah satu penyebabnya karena waktu libur setelah Lebaran yang cukup panjang.

"Statistik Juli ini agak anomali karena kemarin kan ada libur panjang. Jadi kegiatan impor banyak yang dilakukan sebelum Lebaran, libur panjang, dan dikompensasi di bulan Juli," ujar Sri Mulyani di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/7/2018).

Sri Mulyani mengatakan, data statistik tersebut harus diamati lebih spesifik untuk melihat tren yang sebenarnya terjadi seperti apa. Meski data statistik kurang menggembirakan, pemerintah akan tetap fokus melakukan perbaikan dari sisi neraca pembayaran kita.

Baca juga: Juli 2018, Neraca Perdagangan RI Defisit 2,03 Miliar Dollar AS

"Terutama dari sisi trade account dan current account defisit," kata Sri Mulyani.

Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, kata Sri Mulyani, pemerintah akan melakukan pengendalian secara konsisten. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga meski dihimpit lingkungan global yang tidak kondusif ini.

"Kalau kita mengeliminasi tidak bisa, paling tidak kita bisa menahan distrubution dari lingkungan global yang sedang bergejolak," kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, penyebab defisit kali ini tidak biasa, sebab disumbang baik oleh defisit neraca perdagangan migas, maupun non migas.

"Untuk migas, defisit 1,18 miliar dollar AS, sedangkan non migas 842,2 juta dollar AS. Ya semoga ada perbaikan, sehingga bisa surplus di akhir tahun seperti tahun lalu," kata Suhariyanto.

Secara komulatif, posisi neraca perdagangan Januari hingga Juli 2018 tercatat defisit sebesar 3,09 miliar dolar AS. Sebab, hingga bulan Juli kali ini, neraca perdagangan Indonesia sudah defisit sebanyak 5 kali, kecuali di bulan Mei dan Juni tahun 2018.

"Bisa dilihat defisit 3 miliar dollar AS ini disebabkan oleh migas, karena kenaikan harga migas yang luar biasa dan kebutuhan migas membuat neraca perdagangan migas kita defisit 6,653 miliar dollar AS," tutur Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com