Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Buruk yang Menghambat Terwujudnya Kemerdekaan Finansial

Kompas.com - 20/08/2018, 06:35 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Banyak orang bermimpi bisa meraih kemerdekaan finansial. Kebebasan finansial menjadi ultimate goal yang diidam-idamkan di tengah kerja keras memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Bayangan tentang kehidupan tanpa lagi dipusingkan oleh masalah uang apalagi utang, menjadi mimpi indah nyaris semua orang.

Namun, ketika hampir semua orang bermimpi meraih kemerdekaan finansial, nyatanya tidak setiap orang menyadari masih menjalankan banyak kebiasaan buruk keuangan yang membuat mimpi tersebut semakin jauh.

Bila Anda memang ingin mewujudkan kemerdekaan finansial, pastikan Anda sudah tidak menjalankan lima kebiasaan buruk ini, seperti dikutip dari situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id:

1. Tidak pernah menyusun rencana keuangan

Ketika penghasilan datang, Anda membelanjakan tanpa perencanaan. Kemana saja uang Anda habis, Anda sering tidak bisa menjawab. Berapa uang yang Anda habiskan untuk kebutuhan bersenang-senang seperti jajan, hangout, belanja baju, Anda juga tidak tahu persis. Tabungan juga ala kadarnya.

Ini kebiasaan yang menjadi ciri utama pengelolaan finansial yang buruk. Bila Anda memang ingin meraih kemerdekaan finansial, sebaiknya mulai saat ini Anda membiasakan diri untuk menyusun rencana anggaran dan belanja pribadi. Dengan begitu Anda lebih “sadar” terhadap kondisi keuangan sekaligus bisa menyusun strategi pengelolaan terbaik.

2. Menggunakan kartu kredit layaknya penghasilan sendiri

Kebiasaan ini sangat berbahaya tapi nyatanya banyak, lho, orang yang menganggap kartu kredit sebagai sumber pendapatan mereka. Mereka dengan ringan gesek kartu kredit untuk berbagai hal seperti kartu debit.

Keduanya memang sama-sama alat transaksi nontunai berbentuk kartu. Namun, keduanya sangat berbeda dari sisi sumber pendanaan. Bila Anda berbelanja memakai kartu debit, itu artinya Anda berbelanja memakai uang sendiri yang tersimpan di rekening bank.

Sebaliknya, bila Anda berbelanja memakai kartu kredit, itu artinya Anda berbelanja memakai dana pinjaman dari bank yang bunganya sangat mahal. Selalu ingat, kartu kredit adalah kartu utang. Jadi, gunakan dengan sangat hati-hati.

3. Berutang tanpa perhitungan matang

Zaman sekarang di tengah teknologi internet yang semakin maju, semakin banyak tersedia kanal-kanal pinjaman online yang bisa diakses semudah menjentikkan jari. Syarat sangat mudah bukan tanpa konsekuensi. Pinjaman yang tersedia dengan syarat yang sangat mudah umumnya mematok harga atau bunga yang sangat mahal. 

Hindari mengambil pinjaman tanpa perhitungan yang matang. Bunga yang mahal akan sangat membebani keuangan pribadi Anda.

Selalu ingat untuk membatasi beban utang maksimal 30 persen dari total pendapatan rutin. Misalnya, penghasilan Anda Rp 6 juta per bulan, maka batas cicilan yang boleh Anda ambil adalah Rp 2 juta. Itu adalah nilai total utang mulai dari utang kartu kredit, utang KPR, sampai utang lain-lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com