Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kecantikan di Indonesia Tumbuh Pesat Hingga 16 Persen

Kompas.com - 20/08/2018, 14:08 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan industri kecantikan di Indonesia cukup pesat sejak beberapa tahun ke belakang.

Hal tersebut karena diramaikan oleh berbagai macam tren kecantikan yang turut memengaruhi pola konsumen di Indonesia.

Menurut Associate VP Head of Hi-Tech, Property, Consumer Industry Markplusinc Yosanova Savitry, industri kecantikan di Indonesia akan makin berkembang di masa depan.

"Pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia bisa dua digit dibandingkan negara-negara lain. Hanya Indonesia dan Mesir dari seluruh dunia yang bisa growth-nya dua digit, sisanya single digit. Sekitar 16 persen (pertumbuhannya)," ujar Yosanova pada acara peluncuran ZAP Beauty Index di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Data dari ZAP Beauty Index 2018 yang melakukan survei terhadap 17.889 perempuan di Indonesia melalui kanal online menemukan beberapa fakta soal industri kecantikan ini.

Di antaranya, perempuan di Indonesia nyatanya sudah mulai mengenal make up ketika usia mereka kurang dari 18 tahun (13-15 tahun) yakni sekitar 41,9 persen dari hasil survei. Dari sini terlihat jika industri kecantikan mulai disasar dan dikenal anak-anak usia muda, terutama Generasi Y dan Z.

Sementara itu, menurut data yang sama, sekitar 36,4 persen remaja pada rentang usia 13-15 tahun telah melakukan perawatan di klinik kecantikan.

"Pasar di Indonesia sangat besar di masa depan," imbuh Yosanova.

Selain itu, produk kecantikan di Indonesia cukup beragam, mulai dari produk tradisonal hingga produk-produk yang dikhususkan untuk kalangan tertentu, contohnya kaum muslim perempuan.

"(Produk) untuk muslimah naik, untuk laki-laki yang grooming juga sedang naik. Bahkan saat ini makin segment oriented misalnya untuk kaum millenial seperi apa, untuk ibu-ibu seperti apa, wah itu makin kompleks sekarang," tuturnya.

Yosanova menyebutkan, perbedaan usia dan perbedaan perilaku jadi faktor yang berpengaruh terhadap pola industri ini berkembang di suatu negara. Seperti hasil survei yakni 27 persen perempuan Indonesia menginginkan ada label halal di produknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com