Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi, Utang, dan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 21/08/2018, 05:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbincangan mengenai utang pemerintah bukan hal baru. Beberapa bulan sejak awal 2018, banyak tokoh selaku oposisi pemerintah yang menaruh perhatian dengan mengkritisi utang pemerintah yang dianggap dalam posisi tidak aman atau tidak wajar.

Tidak sedikit juga dari para tokoh yang langsung mengkritik Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai pembantu Presiden Joko Widodo yang menangani keuangan pemerintah melalui instrumen APBN.

Untuk memahami perdebatan itu, mari lihat kembali siapa saja tokoh tersebut dan apa saja pandangan mereka, lengkap dengan penjelasan dari Sri Mulyani.

1. Rizal Ramli

Ekonom sekaligus orang yang pernah menjabat di beberapa posisi dalam pemerintahan sebelumnya ini awalnya bersuara mengenai defisit neraca perdagangan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi XI DPR RI, Maret 2018 lalu.

Sorotan Rizal turut merambah kondisi defisit neraca transaksi berjalan yang makin lebar, besaran pembayaran cicilan pokok dan bunga utang untuk tahun ini, serta keseimbangan primer dalam APBN.

Rizal turut menyampaikan pandangannya melalui akun Facebook miliknya, Rizal Ramli, di mana disebut utang Indonesia sudah lampu kuning. Dia mengibaratkan pengelolaan utang Indonesia gali lubang tutup jurang karena primary balance negatif, debt to service ratio (rasio utang terhadap pendapatan) sudah 39 persen, dan tax ratio hanya 10 persen.

"Pengelolaan fiskal tidak prudent (ugal2an) trade account, service account, dan current account semuanya negatif. Di samping faktor US Fed Rate, itulah salah alasan utama kenapa kurs Rupiah terus anjlok! Kok bisa ngaku2 kelola makro ekonomi hati2 (prudent)?? Bokis amat," demikian sebagian status Rizal di Facebook.

Baca juga: Jawaban untuk Rizal Ramli soal Utang Indonesia

Ketika bahasan soal utang semakin mengemuka, Rizal mengutarakan keinginannya debat terbuka dengan Sri Mulyani. Keinginannya didasari pernyataan Presiden Joko Widodo dalam wawancara bersama Najwa Shihab yang mempersilakan siapa saja beradu argumen dengan Menteri Keuangan, asal pakai data yang valid.

Pada bulan Juli, Rizal menilai status ekonomi Indonesia naik dari yang sebelumnya lampu kuning jadi lampu merah. Pernyataan itu disampaikan Rizal dalam acara dialog Sekber Indonesia di Jakarta pada Juli 2018.

Dalam kritiknya, Rizal menilai ekonomi Indonesia semakin rentan dilihat dari dua indikator. Pertama, Credit Default Swap (CDS) atau pandangan pasar keuangan terhadap risiko kredit suatu entitas.

Kedua, dari External Vulnerability Indicator (EVI) yang merupakan indikator kerentanan suatu negara dilihat dari rasio utang luar negeri jangka pendek dan jangka panjang yang akan jatuh tempo serta deposito asing selama setahun terhadap cadangan devisa.

2. Fadli Zon

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya, @fadlizon pada Mei 2018 mengomentari nilai tukar rupiah dan utang pemerintah. Menurut Fadli, perekonomian sudah dalam tahap awal krisis karena pemerintah gagal menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dampak nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS adalah utang yang semakin membengkak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com