Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Masalah Sungai Citarum yang Jadi Fokus Pemerintah

Kompas.com - 22/08/2018, 18:34 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa pemerintah tengah mempercepat proses pembersihan Sungai Citarum di Jawa Barat (Jabar).

Setidaknya ada dua masalah yang dicoba dipercepat penyelesaiannya di Sungai Citarum, yakni limbah dan keramba.

"Masalah limbah sudah kita tangani karena limbah yang paling sulit. Kedua, menyangkut keramba karena keramba di Saguling dan Cirata paling parah. Kalau di Jatiluhur sudah membaik," ujar Luhut selepas rapat koordinasi di kantornya, Jakarta, Selasa (21/8/2018).

Untuk masalah limbah, Luhut menjelaskan bahwa pemerintah tengah mengkaji kemungkinan merelokasi beberapa pabrik di sekitar Sungai Citarum.

Menurut Luhut, beberapa industri telah paham mengenai bahaya limbah mereka bagi kelestarian Sungai Citarum. Namun, ada juga industri yang masih belum paham soal tersebut.

"Total ada 3.400 industri di sana. Ada yang paham bahaya dan ada juga yang masih nakal dan yang mendaftarkan punya IPAL itu baru 20 persen. Makanya lagi dikaji apakah mau relokasi apa enggak," jelas Luhut.

Sementara itu untuk keramba, Luhut mengatakan ada hampir 100.000 keranda di Sungai Citarum. Keranda tersebut masih ada di Bendungan Cirata dan Jatiluhur.

"Ada di Cirata, di Jatiluhur itu tinggal 20.000. Jadi memang bahaya sekali. Sekarang air kita ukur lagi supaya tidak merusak pertanian, bisa membuat padi beracun. Kemudian karena musim kering akan kami dalamkan agar Bandung enggak banjir atau berkurang karena air lancar," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com