BELITUNG, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) bisa menambal defisit neraca perdagangan Indonesia jika didukung penuh oleh semua pihak.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, CPO menyumbang devisa sebesar 22,9 miliar dollar AS. Selain itu, industri kelapa sawit juga mampu menyerap tenaga kerja hingga 6 juta orang.
“Industri kelapa sawit mestinya didorong untuk terus melakukan ekspor. Kita perlu memperkuat peranan indistri yang bisa menutup defisit neraca perdagangan,” ujar Joko dalam acara lokakarya wartawan ekonomi dan pertanian di Belitung, Kamis (23/8/2018).
Joko meminta dukungan dari semua pihak untuk mendukung pengembangan ekspor CPO agar penjualan meningkat, sehingga mampu mengatasi defisit neraca dagang.
Neraca perdagangan Indonesia sejak Januari sampai Juli 2018 mengalami defisit sebesar 3,09 miliar dollar AS.
“Pemerintah jangan membuat kebijakan yang kontraproduktif bagi industri sawit. Masyarakat juga jangan ikut mudah percaya dengan kampanye negatif tentang sawit," kata Joko.
Joko menambahkan, belakangan ini industri sawit Indonesia tengah diserang dengan kampanye hitam. Isu yang dituduhkan tersebut meliputi aspek HAM, deforestasi dan lingkungan.
“Banyak yang percaya kampanye negatif itu fakta. Oleh karena itu kita harus mengedukasi masyarakat tentang kelapa sawit,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.