Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurs Rupiah yang Stabil, Untuk Siapa?

Kompas.com - 24/08/2018, 13:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

MANADO, KOMPAS.com - Dalam beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif terhadap dollar AS. Pelemahan rupiah cenderung dramatis, utamanya didorong oleh isu-isu eksternal.

Pada hari ini, Jumat (24/8/2018), nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp 14.652 per dollar AS berdasarkan data Bloomberg. Level ini lebih rendah dibandingkan pada penutupan perdagangan pada sehari sebelumnya, yakni Rp 14.637 per dollar AS.

Dalam kondisi seperti ini, tentu stabilitas nilai tukar rupiah sangat didambakan. Akan tetapi, siapa sebenarnya pihak yang diuntungkan dengan nilai tukar rupiah yang stabil?

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengungkapkan, kalangan pengusaha kerap dipandang sebagai pihak yang berkepentingan terhadap kurs rupiah yang stabil. Namun demikian, ketika bertemu dengan para pengusaha, mereka tidak berbicara tentang level rupiah yang diinginkan.

"Mereka tidak bicara level rupiah. Mereka tidak masalah," kata David pada acara pelatihan wartawan ekonomi Bank Indonesia (BI) di Manado, Sulawesi Utara, Jumat siang.

Secara historis, imbuh David, pelemahan rupiah terjadi secara perlahan alias gradual. Artinya, pelemahan rupiah tidak terjadi secara tajam dan seketika.

Ia memberi contoh, nilai tukar rupiah menguat dalam beberapa hari sebelum kemudian melemah. Hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah bagi kalangan pengusaha, sebab mereka dapat menyesuaikan diri dengan kondisi nilai tukar tersebut.

"Perubahan (nilai tukar) seketika yang menggangu bisnis, sektor riil. Apalagi untuk manufaktur butuh kurs (rupiah) yang stabil," jelas David.

Menurut dia, selama pelemahan nilai tukar terjadi secara perlahan, maka kalangan pengusaha bisa menyesuaikan diri. Akan tetapi, apabila terjadi perubahan nilai tukar scara seketika, maka akan terjadi masalah, termasuk pada kalangan bisnis.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com