Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Dekati Level Rp 14.700 Per Dollar AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 24/08/2018, 17:14 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi terhadap dollar Amerika Serikat (AS), Jumat (24/8/2018). Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, rupiah menyentuh level Rp 14.650 per dollar AS.

Peneliti Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan, tren tersebut bisa berlanjut hingga akhir tahun dengan depresiasi yang semakin besar.

"Angka psikologis rupiah adalah Rp 14.750 (per dollar AS) dan ada kemungkinan ke sana. Jika menembus lebih dari angka itu maka kemungkinan rupiah akan terus tertekan hingga akhir tahun," kata Bima kepada Kompas.com.

Lebih lanjut Bima menyampaikan bahwa para investor masih akan terus melakukan panic sell off hingga minggu depan. Hal tersebut tak terlepas dari adanya implikasi naiknya suku bunga The Fed pada September dan Desember yang masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

"Investor akhirnya melakukan flight to quality dengan berburu instrumen keuangan berdenominasi dollar. Ini terlihat dari indeks dollar AS yang masih bertengger di 95,4," tutur Bima.

Semakin melemahnya rupiah terhadap dollar AS turut disebabkan oleh yield spread antara US Treasury atau surat berharga pemerintah AS dan Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang semakin lebar.

Imbal hasil alias yield obligasi AS tercatat 2,82 persen, sedangkan SBN tenor 10 tahun menembus 8 persen.

"Semakin lebar yield spread menunjukkan investor asing cenderung menjual surat utang Indonesia. Krisis Turki dan ketidakpastian perang dagang AS-China juga menambah parah keadaan ekonomi global," imbuh Bima.

Oleh karena itu, langkah Bank Indonesia (BI) untuk mengintervensi cadangan devisa pun cukup mendesak. BI pun diharapkan bisa terus menelurkan kebijakan guna menstabilkan rupiah.

"BI juga diharapkan konsisten melakukan kebijakan preemptive dan ahead the curve dengan menaikkan bunga acuan 25-50 basis poin (bps) sebelum rapat FOMC Fed pada tanggal 25-26 September dan 18-19 Desember 2018," tandas Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com