Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Rupiah, BI Diprediksi Akan Kembali Naikkan Suku Bunga

Kompas.com - 24/08/2018, 18:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Bank DBS Radhika Rao memmerkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan atau 7-Day Repo Rate untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar AS.

Sejak awal tahun, BI sudah empat kali menaikkan suku bunga acuan dengan tiga kali kenaikan 25 basis poin (bps) dan satu kali 50 basis poin.

"Terdapat sejumlah sensitivitas terkait nilai tukar, meskipun hal ini merupakan gejolak yang biasa terjadi pada negara berkembang. Jika rupiah tetap berada di bawah tekanan, BI akan kembali melakukan kenaikan (suku bunga acuan)," kata Rao melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (24/8/2018).

Menurut Rao, jika dilihat dari riwayatnya sejak awal tahun, faktor utama BI menaikkan suku bunga acuan karena depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah yang terlalu cepat terjadi. Kenaikan suku bunga juga dibutuhkan untuk menahan kondisi yang tidak stabil di pasar uang.

Baca juga: Rupiah Dekati Level Rp 14.700 Per Dollar AS, Ini Penyebabnya

"Mata uang rupiah telah berada di bawah tekanan sejak awal tahun, dengan peningkatan penjualan yang terjadi pada pekan ini ketika krisis mata uang Turki terungkap," tutur Rao.

Untuk di Asia, rupiah tercatat menempati posisi mata uang kedua terburuk yang mengalami depresiasi, yakni melemah 1,2 persen (month to date) di bawah India rupee yang melemah 1,9 persen (month to date). Dari kondisi itu ditambah dominasi investor asing dalam pasar obligasi, Rao memandang pentingnya Indonesia menjaga diferensiasi tingkat kurs secara positif.

Terlepas dari upaya BI menaikkan suku bunga acuan, pemerintah juga telah membatasi impor modal dan menggantinya dengan alternatif dari domestik. Kementerian Keuangan sebelumnya juga menyatakan untuk membatasi impor yang dirasa tidak terlalu strategis atau krusial hingga membekukan sementara proyek-proyek infrastruktur yang menyumbang impor bahan baku cukup besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com