Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Rini Minta Kurangi Impor, Apa Strategi Bos Baru Pertamina?

Kompas.com - 29/08/2018, 16:40 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan bakal ada pembangunan kilang minyak baru selama masa kepemimpinannya di Pertamina.

Hal itu merupakan arahan dari Menteri BUMN Rini Soemarno kepada Nicke yang resmi menjabat sebagai Dirut Pertamina per 29 Agustus 2018.

"Ada dua (kilang) baru. Yang sudah siap tahun ini adalah di Balikpapan," kata Nicke di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Pembangunan kilang baru itu ditujukan Nicke untuk menambah kapasitas produksi minyak dalam negeri. Dengan demikian, diharapkan bisa mengurangi impor yang juga menjadi amanat dari Menteri Rini.

Nicke menjelaskan, untuk rencana kilang di Balikpapan saat ini segala persiapannya sudah disiapkan. Pembangunan kilang di Balikpapan juga kemungkinan besar dilakukan sendiri oleh Pertamina, tanpa mitra dari domestik maupun luar negeri.

"Nanti sambil jalan jadi feed kita lakukan sendiri, pembelian EPC juga lakukan sendiri. Itu paralel dengan mencari partner, tetapi dengan atau tanpa partner itu kita akan terus jalan. Kami tidak akan menunggu sampai ada partner karena kita sudah ketinggalan terlalu lama untuk pembangunan kilang ini," jelas Nicke.

Selain itu, Nicke juga merencanakan melakukan ekspansi pada kilang-kilang Pertamina yang sudah ada. Salah satunya di Cilacap, Jawa Tengah.

"Yang Cilacap akan kita kejar terus, termasuk kelanjutan dengan Aramco itu akan kami klarifikasi dan koordinasi ulang mengenai bagaimana kelanjutannya," sambung dia.

Nicke pun meyakini rencananya untuk memproduksi kilang baru dan meningkatkan kilang lama bakal menimbulkan kemandirian energi secara nasional.

"Semuanya itu adalah untuk bagaimana peran Pertamina dalam mencapai kemandirian energi nasional. Selama ini kita di sisi hulu atau crude, kita masih impor. Di sisi produk kita masih impor. Nah itu yang kita akan lakukan supaya kita mandiri secara energi. Itu pesannya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com