Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Perang Dagang Membuat Indonesia Berbenah

Kompas.com - 30/08/2018, 17:08 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, keberadaan perang dagang justru menjadi sebuah keberuntungan yang terselubung bagi Indonesia.

Sebab, keberadaan isu perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat kepada negara-negara rekanan dagangnya membuat Indonesia berbenah di berbagai lini untuk memacu perekonomian.

Transaksi berjalan yang mengalami pelebaran defisit hingga 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar 8 miliar dollar AS pada kuartal II 2018 ini. Padahal, CAD pada kuartal I 2018 sebesar 5,7 miliar dollar AS.

"Justru buat kita ini blessing in disguise. Kami lihat yang selama ini kami royal-royal impor ternyata nggak perlu dan bisa diganti seperti palm oil tadi, itu udah bisa hemat sampe 10 miliar dollar AS," ujar Luhut selepas Rapat Koordinasi Pemerintah dengan Bank Indonesia di Yogyakarta, Rabu (30/8/2018).

Luhut pun menilai, posisi CAD yang melebar bukan disebabkan oleh perang dagang. Selain itu, dengan CAD yang sebesar 3 persen terhadap PDB tersebut masih di ambang batas aman.

"Jadi nggak ada masalah, yang kita jaga supaya enggak lebih dari segitu," ujar dia.

Pemerintah pun menginginkan CAD bisa mendekati 1 persen dalam waktu dekat. Bahkan Luhut meyakini, pada tahun 2020 mendatang, transaksi berjalan bisa menyentuh angka 0 persen terhadap PDB.

Berbagai pembeneahan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki CAD di antaranya adalah mengganti penggunaan solar dengan biodiesel (B20). Langkah ini akan resmi diimplementasikan pada 1 September 2018. Dengan demikian, ujar Luhut, harga kelapa sawit juga akan meningkat. Maka, petani kecil juga akan diuntungkan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam setiap industri manufaktur. Selain itu, yang baru-baru ini gencar dilakukan oleh pemerintah adalah mempercepat pengembangan pariwisata.

"Devisa pariwisata memang paling gampang buat kita, karena kita tinggal membuat orang datang ke Indonesia," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com