BELUM lama ini Presiden Joko Widodo mengingatkan ke publik bahwa Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam mengaplikasikan konsep Industri 4.0 sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing Indonesia di era digital saat ini.
Gayung bersambut, konsep industri 4.0 langsung memenuhi ruang wacana publik dengan semangat tinggi untuk mencapainya. Sektor bisnis sangat sadar bahwa Industri 4.0 adalah keniscayaan dan dorongan dari pemerintah dalam melaksanakannya adalah hal yang krusial.
Seperti revolusi industri di generasi sebelumnya, revolusi industri 4.0 ini mengejar hasil yang sama, yaitu peningkatan pendapatan, penghematan biaya serta efisiensi operasional.
Konsultan bisnis kenamaan, PricewaterhouseCooper (PwC), dalam laporannya, menyebutkan bahwa transformasi digital dan revolusi industri 4.0 diperkirakan akan menambah pendapatan perusahaan di Asia Pasifik sebesar 39 persen selama lima tahun ke depan.
Baca juga: Menuju Industri 4.0, Ini 5 Sektor Industri Prioritas Menperin
Selain itu, penghematan biaya diperkirakan akan mencapai 57 persen berikut efisiensi hingga 68 persen. Tingkat digitalisasi di kawasan Asia Pasifik pun diperkirakan akan meningkat dari 36 persen ke 67 persen dalam periode yang sama.
Namun, tantangan utama dalam upaya melakukan transformasi menuju industri 4.0 ini adalah jurang besar antara aset yang digunakan bisnis saat ini dengan yang dibutuhkan untuk menjalankan industri 4.0.
Aset di sini termasuk keamanan internet, perangkat teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Sejauh ini, banyak perusahaan di penjuru dunia sedang menjalani proses transformasi digital ini dan hanya sebagian kecil yang sudah mencapai tingkat kapabilitas digital yang diharapkan.
Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan daya saing digitalnya setidaknya di kawasan Asia Pasifik. Terutama karena teknologi digital terus berkembang dengan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), virtual reality (VR) maupun augmented reality (AR).
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian besar pelaku industri dalam mempersiapkan diri menghadapi persaingan digital ini adalah membangun kerangka keamanan digital, sistem informasi, dan sumber daya manusia.
Kepercayaan digital adalah kunci
Ekosistem digital, dimana jasa atau produk yang ditawarkan sebuah perusahaan dikonsumsi pelanggan melalui transaksi pembelian, hanya bisa berjalan jika semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini merasa aman.
Konsumen bisa melakukan transaksi menggunakan data yang dimilikinya dengan aman dan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan data yang dimilikinya juga bisa terlindungi dengan baik.
Layanan financial technology yang menyediakan internet payment gateway tentunya merupakan contoh tepat untuk menggambarkan pentingnya kepercayaan digital. Pembelian atau pembayaran listrik sekarang sudah bisa dilakukan secara online pada platform e-commerce yang ada.
Baca juga: Blunder Paradigma Menghadapi Era Industri 4.0
Sekarang bayangkan ke depannya, perusahaan pada umumnya bisa menyediakan hal yang sama tanpa harus mengandalkan platform e-commerce, karena bisa memberikan layanan pembayaran online langsung ke pelanggannya melalui aplikasi mobile atau situs resminya.