Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Perang Dagang, Ekonomi India Kuartal II Melaju 8,2 Persen

Kompas.com - 03/09/2018, 09:10 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNNMoney

NEW DELHI, KOMPAS.com - Mengesampingkan dampak dari perang dagang dan jatuhnya nilai mata uang mereka, pertumbuhan ekonomi India jutsru mengalami akselerasi.

Dikutip dari CNNMoney, produk domestrik bruto (PDB) India tumbuh pada angka 8,2 persen di kuartal II 2018, berdasarkan data yang dirilis Jumat, (31/8/2018).

Angka tersebut meningkat drastis dari kuartal sebelumnya yang sebesar 7,7 persen. Adapun China, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia hanya tumbuh sebesar 6,7 persen pada kuartal II yang berakhir di bulan Juni tersebut.

Pemerintah India pun menyatakan, kunci dari pesatnya peningkatan pertumbuhan ekonomi mereka lantaran ekspansi yang terjadi pada sektor manufaktur dan konstruksi.

Baca juga: Tak Terdampak Perang Dagang, Pendapatan Alibaba Melonjak 61 Persen

"Pertumbuhan PDB India mengalahkan berbagai ekspektasi pada kuartal lalu, dan sepertinya pertumbuhan ini akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan," ujar ekonom Capital Economics Shilah Shah, dalam sebuah catatan tertulis.

Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi tersebut, inflasi India juga meningkat cepat, membuat bank sentral setempat harus meningkatkan suku bunga sebanyak dua kali dalam waktu 3 bulan. Selain itu, mata uang mereka, rupee, juga mencetak rekor depresiasi terbesar pada hari Jumat. Lemahnya mata uang membuat harga beberapa barang impor menjadi lebih mahal.

Analis menyatakan, pertumbuhan PDB tersebut bisa jadi merupakan puncak, jika pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perlambatan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Meningkatnya harga minyak juga bisa menjadi rem bagi India yang merupakan importir terbesar produk energi tersebut.

"Outlook dari sisa tahun ini tidak begitu optimis, meningkatnya harga minyak serta perang dagang menahan outlook ke depan," ujar pimpinan cabang India dari Oxoford Economics Priyanka Kishore.

Reformasi ekonomi nampaknya tidak lagi mungkin terjadi, sebab Perdana Menteri Narendra Modi akan mengikuti pemilihan umum di tahun 2019 mendatang.

Reformasi pajak yang terjadi di tahun lalu dilihat memiliki dampak positif jangka panjang bagi ekonomi India, namun reformasi pada pertanahan serta tenaga kerja sebenarnya dinilai memiliki dampak yang lebih besar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com