Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia Indonesia Bidik China dan Korea

Kompas.com - 04/09/2018, 08:36 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Setelah menembus pasar Asia Tenggara,  maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC), AirAsia Indonesia mulai melirik pasar penerbangan di wilayah Asia bagian Utara.

Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan menyebutkan, pihaknya menargetkan 3 negara utama, yakni China, Korea, dan Jepang.  Menurut dia, hal ini juga sebagai salah satu upaya mendukung program pemerintah untuk bisa mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia/

"Kita lagi mengarah pasar Asia bagian utara itu China, Korea, dan Jepang. Akannya kapan belum bisa disampaikan, tapi khusus terkait program kita ini mendukung pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara di 2019," ujar dia di Kuala Lumpur, Senin (3/9/2019).

Rute penerbangan rencananya bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, tergantung jenis pesawat. Selain itu, jika penerbangan ke ketiga negara tersebut tidak dilakukan secara langsung, negara yang akan menjadi tempat transit nantinya adalah Malaysia atau Thailand.

Baca juga: AirAsia: Traffic Penumpang Bisa Naik jika Airport Tax Turun

"Untuk beberapa destinasi misalnya Tokyo, kalau pesawatnya narrow body ya harus conecting, mungkin lewat Bangkok, Thailand sebagai salah satu hub utama kita," jelas dia.

Armada AirAsia Indonesia sendiri diperkuat oleh Airbus A320 yang mampu terbang hingga 4 jam, dan Airbus A330 yang memiliki kemampuan terbang 10 hingga 12 jam.

Dendy menjelaskan, saat ini berbagai pelayanan penerbangan menuju negara-negara Asia di bagian timur umumnya dilakukan dengan transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur.

Adapun saat ini, AirAsia Indonesia sedang mengembangkan layanan wisata medis dengan menggandeng Healthcare Travel Council atau Konsil Perjalanan Layanan Kesehatan Malaysia (MHTC) untuk memberikan layanan perjalanan medis kepada wisatawan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com