Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Uang Negara-negara Berkembang Berguguran

Kompas.com - 04/09/2018, 15:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Mata uang negara-negara berkembang melanjutkan pelemahan pada Selasa (4/9/2018). Tekanan terhadap mata uang negara-negara berkembang disebabkan meningkatnya ketegangan perdagangan dan masih perkasanya dollar AS.

Sementara itu, para investor memandang Argentina yang kini tengah dikabuti krisis keuangan hanya melakukan sedikit upaya untuk membenahi masalah yang dihadapinya.

Diwartakan Reuters, indeks nilai tukar mata uang negara-negara berkembang (MSCI) terpeleset 0,3 persen. Mata uang rupee India dan rupiah Indonesia pun tak terelakkan menyentuh level terendahnya.

Beberapa mata uang negara berkembang lainnya, seperti lira Turki, rand Afrika Selatan, rubel Rusia, dan peso Meksiko juga melemah terhadap dollar AS.

"Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang akan menderita meski hampir telah melakukan apapun, masalahnya adalah seberapa besar (pelemahannya)," kata Michael Every dari Rabobank.

Every menyebut, sepanjang bank sentral AS Federal Reserve terus menaikkan suku bunga, pajak korporasi pun relatif rendah, hingga ancaman perang dagang terus di depan mata, maka dollar AS akan terus menguat terhadap mata uang negara-negara berkembang.

Nilai tukar rupiah melemah sejak beberapa waktu terakhir, disebabkan krisis finansial yang terjadi di Turki dan Argentina, hingga ancaman perang dagang AS-China yang menyebabkan investor ramai-ramai melakukan aksi jual. Dari dalam negeri, rupiah melemah sebagai imbas defisit transaksi berjalan.

Berdasarkan data pasar spot Bloomberg hingga sore ini, rupiah berada pada level Rp 14.935 per dollar AS. Angka ini melemah 120 poin atau 0,81 persen dibandingkan posisi pada pembukaan perdagangan, yakni Rp 14.822 per dollar AS.

Pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 14.815 per dollar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 14.780 hingga Rp 14.845 per dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com