Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pantau Spekulan yang Manfaatkan Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 04/09/2018, 19:00 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pihaknya akan memantau aktivitas spekulan yang memanfaatkan momen pelemahan nilai tukar rupiah demi meraup keuntungan pribadi.

Hal ini menjadi perhatian karena aksi spekulan akan menjadi sentimen negatif yang dapat memperburuk upaya pemerintah menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.

"Kalau yang faktornya sentimen, apalagi ditunggangi dengan spekulasi, atau pihak-pihak lain yang mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas korban dari orang lain, maka yang kami lakukan bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) untuk memonitor dengan detil dan menindak dengan tegas pelaku-pelaku ekonomi yang melakukan profit taking," kata Sri Mulyani usai rapat di DPR RI, Selasa (4/9/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, dalam mengantisipasi aksi spekulan, pihaknya bersama BI dan OJK akan membedakan mana pelaku ekonomi yang murni melakukan aktivitas secara normal dan mana yang dengan sengaja mengambil keuntungan pribadi dengan memanfaatkan pelemahan nilai tukar rupiah.

Ketika ditanya lebih lanjut, Sri Mulyani belum menjelaskan seperti apa persisnya pihak yang dianggap sebagai spekulan dan apa sanksi bagi mereka nanti. Secara terpisah, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan bank sentral akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam penanganan pelemahan nilai tukar rupiah, termasuk dalam menyikapi spekulan.

Menurut Perry, cara mengetahui kegiatan spekulan adalah dengan mengecek ke bank, siapa saja yang melakukan pembelian valas sesuai dengan ketentuan dan mana yang tidak.

"BI kan punya ketentuan pembelian dollar AS itu harus ada underlying-nya. Untuk itu, kami akan cek ke bank, apakah pembelian dollar-nya ada underlying atau tidak. Sebelum (krisis) Turki dan Argentina, kami bersama OJK memeriksa ke bank mengenai underlying yang pada waktu itu kami tidak menemukan ada pembelian valas tanpa underlying," tutur Perry.

Meski begitu, BI menegaskan fokus utamanya saat ini tetap pada stabilitas nilai tukar rupiah, bukan mencari para spekulan tersebut.

Upaya BI menstabilkan rupiah salah satunya dengan terus meningkatkan intensitas intervensi ganda, yakni di pasar valas dan membeli SBN (Surat Berharga Negara) yang dilepas investor di pasar sekunder.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com