Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESDM Tunda Proyek Kelistrikan 15.200 MW Untuk Selamatkan Rupiah

Kompas.com - 05/09/2018, 07:04 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, melemahnya rupiah terhadap dollar AS membuat pemerintah mengambil keputusan untuk menunda proyek kelistrikan dengan kapasitas 15.200 megawatt.

"Terkait sektor ESDM, dengan tujuan bagaimana kita mengendalikan impor. Fokus gunakan produk dalam negeri kalau bisa. Semaksimal mungkin yang disebut Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," ujar Jonan di kantornya, Selasa (4/9/2018) malam.

Dirinya menjelaskan, dalam proyek kelistrikan rata-rata TKDN hanya mencapai 20-40 persen dan sisanya dipenuhi oleh impor. Perihal proyek yang pendanaannya belum tertutupi, Jonan mengungkapkan akan digeser ke tahun-tahun berikutnya.

"Proyek 35,000 megawatt yang belum financial close digeser ke tahun berikutnya. Itu sekitar 15,200 megawatt. Jadi saya ulang, bahwa proyek ini hanya ditunda," tuturnya.

Nilai investasi dari proyek ini sekitar 24-25 miliar dollar AS. Karena penundaan ini, beban impor dipoyeksikan akan berkurang sekitar 8-10 miliar dollar AS. Proyek yang semula ditargetkan selesai 2019 ini bergeser ke 2021 hingga 2026.

"Awalanya diharapkan selesai 2019 yang 15.200 megawatt. Ditunda, ada yang sampai ke 2021-2026. Jadi, digeser sesuai kebutuhan kelistrikan nasional," kata Jonan.

Meskipun terjadi penundaan proyek, Jonan optimistis target rasio elektrifikasi tetap bakal tercapai. Dirinya mengatakan, penundaan ini tidak mengurangi target pemerintah untuk mencapai rasio elektrifikasi 99 persen di tahun 2019.

"Sekarang sudah 97,3 persen, akhir tahun bisa capai 97.5 persen. Tahun depan bisalah 99 persen," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com