Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Harga Minyak Bisa Tembus 90 Dollar AS per Barrel Dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 05/09/2018, 08:34 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Kapasitas cadangan yang terbatas di pasar diprediksi akan menyebabkan harga minyak menjadi 90 dollar AS per barrel di bulan November mendatang.

Dikutip melalui CNBC, namun banyak menteri di Timur Tengah yang kaya minyak, menyangsikan hal tersebut. Bahkan, mereka tak meyakini harga minyak bisa tembus 80 dollar AS per barrel dalam waktu dekat. Utamanya mengingat janji Arab Saudi dan Rusia mengenai peningkatan produksi.

Analis perminyakan dari Energi Aspect, Amrita Sen pun tak sepakat mengenai hal ini. Dia menjelaskan, berbagai gangguan berpotensi mengancam kemampuan produksi eksportir minyak tertentu seperti gejolak ekonomi di Venezuela, kerusuhan di wilayah yang kaya akan minyak seperti Irak, serta sanksi AS terhadap Iran bisa menyebabkan kenaikan harga yang cukup tajam.

"Yang perlu ditekankan, produksi minyak Venezuela terus turun, Iran pun akhirnya juga jatuh, upaya OPEC untuk meningkatkan produksi terlalu cepat sehingga ketika Iran jatuh pasar benar-benar mengetat dengan sangat cepat," jelas dia.

Adapun negara-negara lain seperti Irak, Libya dan Nigeria saat ini berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil.

Dia juga menjelaskan, tambahan kapasitas produksi minyak OPEC sudah sangat terbatas, yaitu sebesar 300.000 barrel per hari. Sementara Rusia juga telah maksimal, begitu pula dengan Irak. Sehingga bisa dikatakan saat ini kita tidak memiliki kapasitas cadangan jika harus berhadapan dengan gangguan-gangguan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pasar pun akan segera merespon kekurangan ini.

Namun di sisi lain, Arab Saudi mengatakan mampu untuk menambal kekurangan pasokan yang disebabkan jatuhnya produksi minyak Iran.

Sen pun menegaskan, dengan kondisi pasar saat ini, pada bulan November akan sangat mungkin harga minyak melonjak menjadi 90 dollar AS per barrel.

Energy Aspects meyakini dengan sanksi yang diterapkan kepada produksi minyak Iran di bulan November akan membuat produksi minyak Iran turun dari 3,7 juta hingga 3,8 juta barrel per hari menjadi 2,2 hingga 2,4 juta barrel per hari di akhir tahun.

Sen pun menjelaskan, saat ini pasokan minyak Iran telah turun akibat sanksi di bulan Agustus.

"Mulai Agustus dan seterusnya, kami telah melihat penurunan signifikan dalam ekspor (Iran), akibat dari penguatan dollar AS, kami memperkirakan ekspor menurun 1,5 juta hingga 1,7 juta barel per hari dari rata-rata level 2017," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com