Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disuntik Dana dari Bank Korsel, Bukopin Kembangkan Layanan Digital

Kompas.com - 05/09/2018, 14:19 WIB
Reni Susanti,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Kookmin, bank asal Korea Selatan resmi memiliki 22 persen saham PT Bank Bukopin Tbk. Kookmin masuk melalui skema rights issue dengan suntikan dana Rp 1,46 triliun.

Kookmin merupakan perusahaan keuangan nomor 1 di Korea. 60 persen dari total populasi Korea menjadi nasabah Kookmin. Kapitalisasi pasar perusahaan tersebut mencapai USD 19,7 miliar.

Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Salah satunya pengembangan layanan perbankan digital.

"Yang kami lihat paling memungkinkan untuk disinergikan dalam waktu dekat, kerja sama dalam empat bidang, pengembangan sistem produk dan layanan kredit konsumer, perbankan digital dan teknologi informasi (TI), bisnis perbankan internasional, serta penyempurnaan manajemen risiko dan kepatuhan," ujar Eko di Bandung, Rabu (5/8/2018).

Untuk pengembangan teknologi informasi, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp 240 miliar untuk tahun ini. Sebesar 30 persen dari dana tersebut, digunakan untuk pengembangan TI pada akhir 2017 hingga awal 2018.

"Program TI ini merupakan (program) multiyears yang akan memberikan banyak manfaat dan efisiensi bagi Bank Bukopin. Selain itu, produk-produk baru yang berbasis pendayagunaan TI akan semakin banyak," ungkap Eko.

Pihaknya, sambung Eko, pekan lalu melakukan kunjungan ke Korea Selatan dan melihat layanan perbankan digital yang dikembangkan Kookmin. Salah satunya adalah aplikasi dalam layanan kredit pemilikan rumah (KPR).

Lewat aplikasi itu, dalam satu hari, proses KPR bisa diterima. Bila dikembangkan di Indonesia, hal ini tentu menambah nilai bagi Bank Bukopin.

"Ini akan disinergikan, sehinga ke depan lebih ke arah pengembangan TI," ucapnya.

Salah satu produk yang tengah dikembangkan Bank Bukopin adalah uang digital bernama "Woke". Aplikasi ini memudahkan nasabah bertransaksi tarik tunai tanpa kartu ATM dan transaksi pembelanjaan dengan menggunakan barcode.

Dalam waktu dekat, Woke akan tersambung dengan aplikasi uang digital Korsel. Sasarannya adalah 45.000 pekerja migran Indonesia dan kelas menengah ke atas yang ada di Korsel.

"Warga Indonesia yang di Korea (Selatan) banyak, sekitar 45.000 orang dan mereka kelas menengah ke atas," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com