Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Anjlok 221 Poin, Pengamat Sebut Investor Lokal yang Ketakutan

Kompas.com - 05/09/2018, 18:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pengamat pasar modal Satrio Utomo mengatakan, anjlok Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia akibat angka psikologis rupiah membuat investor domestik panik.  IHSG hari ini ditutup melorot 221,8 poin atau 3,76 persen pada 5.683,5.

"Kalau dilihat investor lokal sebenarnya yang ketakutan, khawatir sendiri dan melepas posisi," ujar Satrio kepada Kompas.com, Rabu (5/9/2018).

Sementara itu, investor asing tak menunjukkan pergerakan yang signifikan di pasar modal. Tekanan jual pemodal asing di pasar reguler hanya berkisar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Menurut Satrio, nett sell disebut mengkhawatirkan jika berada di atas Rp 600 miliar.

"Level psikologis itu orang mulai menghitung valuasinya. Sejak pagi rumornya banyak yang tidak benar," kata Satrio.

Baca juga: Kurs Jual Dollar AS di Bank Besar Telah Tembus Rp 15.000

Satrio menganggap rupiah yang menyentuh Rp 15.000 belum cukup mengkhawatirkan. Inflasi pun masih terkendali dan pertumbuhan ekonomi masih baik. Sebelumnya terjadi pelemahan rupiah yang lebih besar, namun fluktuasi IHSG masih relatif normal.

"Kalau saya lihat ini terlalu berlebihan. Pasarnya over reaction saja," lanjut dia.

Di sisi lain, Bank Indonesia dianggap masih confidence dengan suku bunga acuan saat ini. Satrio menganggap pasar masih menungg adanya reaksi BI untuk menikkn suku bunga. Turunnya IHSG ini disebut sebagai langkah antisipatif jika sewaktu-waktu BI menaikka lagi suku bunga acuan.

"Gubernur BI yang baru terlihat cepat sekali melakukan kenaikan suku bunga. Ini yang membuat pasar khawatir kalau bunga nanti ke depan naik terlalu cepat, perlambatan ekonomi kan bisa saja terjadi dan biasaya pasar modal bereaksinya agak terlalu cepat," kata Satrio.

Satrio menyebut, nasib IHSG akan tergantung berapa lama rupiah akan pulih. Sebab, dalam beberapa waktu ke depan, diprediksi rupiah masih dalam tren pelemahan.

"Kita lihat rupiahnya mau sampai berapa. Kita harus menunggu kapan berakhirnya pelemahan rupiah," kata Satrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com