Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monstore, Dari Presiden Jokowi Hingga Berjaya di Negeri Sakura

Kompas.com - 07/09/2018, 13:28 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu dekade lalu, Nicholas Yudha dan kedua rekannya yang masih duduk dibangku kuliah memulai proyek "iseng."  Berawal dari salah seorang rekannya yang hobi menggambar di medium kaos, pemuda yang akrab disapa Nic ini pun terpikir untuk membuat usaha dari sana.

"Monstore itu ada 10 tahun lalu, waktu itu teman saya memang hobi gambar di kaos yang biasanya 1 kaos dijual Rp 30.000, tapi setelah digambar bisa Rp 60.000. Dari sana kita kepikiran mau buat Monstore," ujar Nic kepada Kompas.com, Kamis (6/9/2018).

Mengenai asal nama Monstore, Nic mengaku nama itu adalah pelesetan dari kata "monster.

"Sebenarnya ada satu part dalam diri setiap manusia yang pengen breakthrough, nah kita ambil maknanya dari situ," tutur Nic.

Makna nama itu memang tercermin dari berbagai produk yang memang diluncurkan oleh Monstore. Mengusung "wearable art", Monstore tak hanya menggabungkan unsur seni dalam medium pakaian, tapi juga berusaha untuk menyelipkan makna tertentu dalam setiap desainnya.

Dalam perjalanannya membangun Monstore, Nic kerap menemui berbagai kendala untuk mengembangkan usahanya ini. Dirinya saat itu masih belum mengenai industri ini. 

 

Ia juga sempat melakoni pulang-pergi Jakarta-Bandung hingga ditipu oleh seseorang yang mengaku vendor produksi kaos.

"Ternyata orang yang kami kira owner vendor itu hanya perantara. Dia patok harga mahal banget padahal, terus kualitasnya juga nggak bagus. Pas kita tahu akhirnya ya udah, kita mulai cari vendor yang benar-benar sesuai yang kita mau," ujar Nic.

Dari sana, Nic mencoba terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya yang kini sudah bisa memproduksi ribuan kaos dan produk lain.

"Dari sana kita terus improve, saat ini ya kita sudah bisa produksi ribuan produk," pungkasnya.

Pangsa Pasar

Nic menjelaskan Monstore membidik generasi milenial dengan rentang usia 18-35 tahun, walaupun yang benar-benar jadi targetnya yakni yang berusia 18-25 tahun. Kebanyakan dari penggemar produk-produk Monstore masih didominasi oleh kaum laki-laki.

"Laki-laki yang paling banyak, tapi sekarang kita juga lagi expand ke perempuan dan anak-anak," ujar Nic.

Mengenai negara pangsa ekspor, Nic menyebutkan saat ini sudah mengirim ke Amerika Serikat, Jepang, Jerman dan Singapura. Digabung dengan transaksi domestik, dirinya bisa mengirim lebih dari 100 buah per hari.

Koleksi musim semi dan musim panas 2015 dari Monstore bertajuk Plastic.KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN Koleksi musim semi dan musim panas 2015 dari Monstore bertajuk Plastic.

"Kadang-kadang kalau ada acara, kita bisa jual 7.000 buah. Kita tidak depand di detail perhari sih, kita kadang whole sale ke luar negeri juga," ujar Nic.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com