Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Syukuri Pergerakan Rupiah yang Mulai "Kalem"

Kompas.com - 07/09/2018, 16:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersyukur bahwa pergerakan rupiah mulai agak kalem seiring dengan penguatan mata uang Garuda yang hari ini mulai menguat terhadap dollar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah hari ini bertengger pada posisi Rp 14.844 per dollar AS setelah sehari sebelumnya rupiah sempat mendekati level Rp 15.000 di posisi Rp 14.927 per dollar AS di hari Rabu, (5/9/2018).

Sementara di hari Kamis lalu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.891.

"Ini karunia Allah rupiah stabil , menguat dalam konteks itu. Saya tentu saja apresiasi ke pemrintah  telah dan akan lakukan langkah-langkah konkrit untuk menurunkan CAD, karena memang sejumlah langkah akan terus dilakukan," ujar dia selepas sholat Jumat di Masjid BI, Jumat (7/9/2018).

Adapun berbagai langkah yang dimaksud adalah penerapan madatori biodiesel 20 persen atau B20 yang diharapkan bisa menekan impor minyak hingga 2,2 miliar dollar AS dalam waktu 4 bulan menuju akhir 2018 ini.

Selain itu, ada juga penerapan pembatasan impor melalui pajak penghasilan pasal 22 (PPh pasal 22) yang baru saja diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Semua langkah dilakukan , jadi defisit transksi berjalan akan turun. Tidak hanya tahun ini juga tahun depan akan turun signifikan dan oleh karena itu akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," jelas dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com