Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peminat Restitusi Pajak Tanpa Pemeriksaan Naik 200 Persen

Kompas.com - 15/09/2018, 13:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengungkapkan terjadi lonjakan permintaan restitusi pajak tanpa pemeriksaan sejak aturannya dikeluarkan pada April 2018 lalu.

Restitusi pajak adalah pengembalian kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak (WP) yang kini dimungkinkan tanpa pemeriksaan bagi WP patuh dan nilai restitusinya kecil serta bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) berisiko rendah.

"Dari data kami, dalam dua  bulan setelah PMK (Peraturan Menteri Keuangan) itu berlaku, terjadi 200 persen peningkatan restitusi yang menggunakan fasilitas tersebut. Artinya, sudah direspons dengan baik," kata Robert saat menghadiri Seminar Nasional Apindo dan Kadin Indonesia pada Jumat (14/9/2018).

PMK yang dimaksud Robert adalah Nomor 39/PMK.03/2018 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak yang ditetapkan di Jakarta dan ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 12 April 2018. Aturan percepatan restitusi pajak yang tanpa pemeriksaan dilakukan sebagai upaya mendorong investasi dan pertumbuhan kegiatan usaha.

Sebelum ada percepatan restitusi pajak, rata-rata waktu penyelesaian restitusi melalui pemeriksaan adalah 10 bulan. Hal ini menjadikan laporan ease of doing business atau indeks kemudahan berusaha yang dilakukan oleh Bank Dunia menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72.

"Restitusi juga salah satu yang sering dikeluhkan. Dengan pengembangan pemberian restitusi tanpa pemeriksaan, khususnya untuk WP patuh, risiko kecil, dan (nilai) restitusi kecil, mudah-mudahan akan mengurangi keluhan selama ini," tutur Robert.

Adapun WP patuh yang dimaksud dapat memanfaatkan fasilitas ini adalah yang tepat waktu menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya, tidak punya tunggakan pajak, laporan keuangannya telah diaudit dan dapat opini Wajar Tanpa Pengecualian 3 tahun berturut-turut, serta tidak pernah dipidana di bidang perpajakan 5 tahun berturut-turut.

Sementara WP dengan nilai restitusi kecil mencakup WP Orang Pribadi (OP), WP OP pengusaha atau profesi dengan nilai restitusi PPh maksimal Rp 100 juta, WP Badan dengan nilai restitusi PPh maksimal Rp 1 miliar, dan PKP dengan nilai restitusi PPN maksimal Rp 1 miliar.

Sedangkan PKP berisiko rendah merupakan perusahaan terbuka, BUMN/BUMD, eksportir mitra utama kepabeanan, eksportir operator ekonomi bersertifikat, pabrikan atau produsen lainnya, dan PKP dengan nilai restitusi maksimal Rp 1 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com