Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akui Sulit Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi Kuat

Kompas.com - 19/09/2018, 12:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber Reuters

 

TIANJIN, KOMPAS.com - Perdana Menteri China Li Keqiang mengakui mempertahankan pertumbuhan ekonomi China yang kuat menjadi hal yang semakin sulit. Hal ini sejalan dengan perubahan yang signifikan di lingkungan eksternal.

Meskipun demikian, Li menyatakan China tidak akan menggunakan stimulus besar-besaran untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

"China memiliki alat-alat kebijakan yang cukup untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. (Pemerintah China) akan tetap menjaga kebijakan makroekonomi tetap kuat," kata Li dalam pidatonya di Tianjin seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/9/2018).

Untuk menggenjot ekspor, imbuh Li, China tidak akan terlibat dalam kebijakan devaluasi mata uang agar kompetitif. Di samping itu, China juga tidak akan melemahkan mata uang yuan.

Li menuturkan, menurunkan pajak dan bea akan menjadi fokus kebijakan fiskal China yang lebih proaktif. Pemerintah China juga akan mengurangi kesulitan pembiayaan bagi korporasi sebagai salah satu kunci kebijakan fiskal.

Pada saat yang bersamaan, sebut Li, pemerintah China akan tetap menjaga agar kebijakan moneter tetap pruden. Likuiditas pun diupayakan akan tetap cukup.

"China juga akan memperluas akses pasar bagi perusahaan asing dan meyakinkan adanya persaingan yang adil," ungkap Li.

Pada kuartal II 2018, China mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7 persen. Capaian ini sesuai dengan ekspektasi sejumlah analis di tengah memanasnya perang dagang dengan AS.

Angka pertumbuhan ekonomi tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan pada kuartal I 2018 yang tercatat 6,8 persen. Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 berada di kisaran 6,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com