Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ekonomi Indonesia Tahan Hadapi Krisis? Ini Datanya

Kompas.com - 19/09/2018, 16:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menjabarkan sejumlah indikator yang menampilkan seberapa jauh ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian kondisi global.

Jika belakangan banyak pihak yang hanya melihat dari indikator nilai tukar rupiah, BI turut menyertakan indikator lain yang juga jadi ukuran agar penilaian terhadap perekonomian Indonesia bisa lebih komprehensif.

"Banyak yang menyamakan (nilai tukar) rupiah sekarang hampir Rp 15.000 sama dengan waktu krisis 1998 yang rupiah Rp 17.000. Kita jangan lihat levelnya, tapi kondisinya sama enggak saat kita alami krisis dulu," kata Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi saat diskusi mengenai rupiah di DPR RI, Rabu (19/9/2018).

Kurs berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, nilai tukar rupiah ada pada level Rp 14.896. Dalam kurun waktu sebulan terakhir, nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp 14.700 sampai Rp 14.900.

Baca juga: Perang Dagang Bisa Sebabkan Krisis Keuangan Selanjutnya?

BI mencatat, depresiasi atau pelemahan rupiah sampai 17 September 2018 (year to date) sebesar 8,68 persen. Sedangkan untuk periode yang sama tahun 1998, depresiasi rupiah sebesar 197 persen.

Sementara dari indikator lain, inflasi sampai akhir Agustus 2018 sebesar 3,2 persen (year on year) di mana tahun 1998 inflasi justru meningkat hingga 82,4 persen. Pemerintah menargetkan inflasi sampai akhir tahun ini adalah 3,5 plus minus 1 persen.

Dalam hal cadangan devisa, hingga akhir Agustus 2018 tercatat sebesar 117,9 miliar dollar AS yang setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor atau pembiayaan 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sedangkan cadangan devisa pada tahun 1998 sebesar 17,4 miliar dollar AS. Adapun dari indikator Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah, tahun 1998 sebesar 30 persen dan kini NPL hingga akhir Juni 2018 sebesar 2,7 persen.

Untuk indikator utang luar negeri pemerintah, tahun 1998 rasionya 100 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kini, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 29,8 persen pada kuartal II 2018 dan pemerintah berkomitmen menjaga untuk tetap di bawah 30 persen secara keseluruhan hingga akhir tahun ini.

Dari sejumlah indikator itu, Doddy memastikan ekonomi Indonesia lebih baik dan lebih tahan saat ini meski banyak tekanan yang sifatnya eksternal. Doddy juga menekankan pentingnya pemerintah untuk meyakinkan pasar bahwa Indonesia berbeda dengan negara berkembang lain yang mulai mengalami krisis, seperti Argentina, Turki, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com