JAKARTA, KOMPAS.com - Wilayah Kerja Migas West Kampar sebelumnya dikelola oleh PT Sumatera Persada Energi sejak kontrak 2005. Sedianya kontrak berakhir pada 2035, namun blok migas itu ditingga;lkan pada 2017 karena operatornya bermasalah.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, PT SPE dinyatakain pailit dengan meninggalkan utang existing sebesar Rp 1,3 triliun.
"Ini masih akan diverifikasi,. Ada utang kepada pihak ketiga, gaji karyawan belum bayar, dan sebagainya," ujar Djoko di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Blok tersebut terakhir berproduksi pada 27 Maret 2017 sebesar 112 BOPD. Setelah itu, Blok migas West Kampar ditinggalkan. Djoko menyayangkan hal tersebut karena blok tersebut memiliki potensi produksi yang bagus.
Baca juga: Terbengkalai, Kementerian ESDM Lelang WK Migas West Kampar
WK tersebut seluas 894,8 kilometer persegi dengan estimasi cadangan sebesar 8,3 Million Metrics Stock Tank Barrels (MMSTB). Sementara estimasi sumber dayanya sebesar 4.322 Million Barrel Oil Equivalent (MMBOE).
"Karena dia enggak ngapa-ngapain, kita putus saja," kata Djoko.
Djoko mengatakan, pemenang lelang nantinya harus menanggung utang existing yang ditinggalkan PT PSE. Nantinya SKK Migas akan mengaudit dan melakukan verifikasi nilai utang sehingga hasilnya final. Namun, menurut Djoko, utang operator sebelumnya tak akan terlalu membebani operator beriktnya karena akan ditutupi oleh hasil produksi.
"Pasti cost yang sudah ada akan tercover juga kalau dilanjutin. Cost yang sudah keluar pasti ada cost recovery," kata Djoko.
Djoko mengatakan, kontrak WK West Kamper yang akan habis 2035 akan dianulir. Sehingga operator barunya nanti akan memulai kontrak baru untuk 30 tahun berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.