Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pengolahan Energi di Pulau Terluar Singapura

Kompas.com - 20/09/2018, 12:20 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

SEMAKAU, KOMPAS.com - Pulau terluar atau terpencil suatu negara lazimnya identik dengan kesan serba tertinggal. Entah dari segi infrastruktur, sumber daya alam, maupun kualitas manusianya.

Namun, bila melihat sebuah pulau kecil di wilayah Singapura ini, bisa jadi pandangan Anda berubah. Tak selamanya pulau-pulau terluar itu dibayangi pandangan negatif.

Berjarak delapan kilometer sisi selatan Singapura, pulau bernama Semakau tersebut kelak diharapkan jadi lumbung energi bagi penduduk Negeri Singa.

Untuk melihat lebih jauh pemanfaatan inovasi energi di sana, Kompas.com beserta sejumlah pewarta asal Indonesia berkesempatan mengunjungi pulau tersebut pada Rabu (19/9/2018).

Untuk menjangkau Pulau Semakau, kami perlu menumpangi kapal feri dari dataran utama Singapura. Memulai perjalanan pukul 15.00, kami pun tiba di sana lebih kurang 45 menit kemudian.

Belum sampai di sana, karena tujuan kami adalah lokasi proyek. Maka kami perlu berjalan kaki selama 15 menit.

Ketika tiba, rangkaian instalasi pembangkit listrik menyapu pandangan mata.

Sambil melihat-lihat instalasi yang ada, Project Manager Schneider Electric Soni Wibisono menerangkan asal mula proyek tersebut.

Menurut Soni, proyek pembangkit listrik dengan pemanfaatan energi angin tersebut berawal dari kerja sama Nanyang Technological University (NTU) dengan mitra swasta. Salah satunya adalah Schneider Electric.

Project Manager Schneider Electric Soni Wibisono di Pulau Semakau, Rabu (19/9/2018).KOMPAS.com/HARIS PRAHARA Project Manager Schneider Electric Soni Wibisono di Pulau Semakau, Rabu (19/9/2018).
Adapun Pulau Semakau yang menjadi lokasi proyek itu disewakan pemerintah Singapura kepada NTU untuk jangka waktu 10 tahun.

Asal tahu saja, dahulunya pulau hasil pengurukan reklamasi itu merupakan tempat pengolahan sampah dari penduduk di pulau utama Singapura.

Namun, kini pengolahan sampah sudah tidak ada lagi dan berganti menjadi wilayah pemanfaatan energi.

"Instalasi yang kami kerjakan ini bisa dibilang adalah pilot project. Bila proyek mikrogrid tersebut berhasil, setidaknya bakal dirancang hingga delapan mikrogrid lainnya," tutur Soni.

Lebih lanjut ia mengatakan, kesuksesan proyek di Pulau Semakau itu kelak menjadi batu loncatan untuk ekspansi ke wilayah terpencil (remote area) lain, termasuk pulau-pulau di Indonesia.

"Ya, perlahan-lahan kami bakal melakukan ekspansi, pasarnya masih amat potensial," ucap Soni.

Masih di lokasi yang sama, Segment President Electricity Companies at Schneider Electric Carola Pusteli mengatakan, Asia Pasifik masih menjadi pasar primadona bagi perusahaannya.

"Tak kurang dari 28 persen pendapatan kami berasal dari wilayah Asia Pasifik," ungkap Carola.

Ditambahkan Carola, pasar Asia Pasifik amat potensial dikembangkan mengingat masih banyak kawasan yang belum teraliri listrik. Misalnya saja, di pulau-pulau terluar di Filipina maupun Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com