BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Schneider

Berkat Teknologi Digital, Kecerdasan Buatan Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi

Kompas.com - 20/09/2018, 18:27 WIB
Haris Prahara,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi


SINGAPURA, KOMPAS.com -
Perkembangan teknologi digital memudahkan kehidupan manusia. Rasanya kalimat tersebut tak lagi sekadar isapan jempol.

Sebagai bukti sederhana, kehadiran layanan berbasis komputasi awan (cloud) membuat kita tak perlu repot lagi menyimpan data dalam beratus-ratus disket, compact disc (CD), maupun flashdisk. Ringkas dan praktis.

Selain contoh di atas, kemajuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) turut menandai perputaran roda dunia digital.

Survei McKinsey (2018) menyebutkan, teknologi AI dapat memberi sumbangsih 3 triliun dollar AS untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini.

Dengan kecerdasan buatan, makanan apa yang sering kita pesan secara daring, lagu favorit kita, atau berita apa yang paling menarik perhatian kita dapat ditelaah secara otomatis.

Sering memesan martabak manis di depan gang rumah lewat aplikasi pemesanan makanan?

Ya, teknologi akan mencatat data tersebut dan merekomendasikan Anda martabak-martabak lainnya yang tak kalah lezat.

Mengacu pada klik topik berita favorit, teknologi digital lantas memberi pilihan menarik secara otomatis di lain hari. Anda pun jadi tak perlu repot memilah kabar yang dipandang kurang relevan.

Itulah beberapa penerapan kecerdasan buatan yang telah berkembang di kalangan masyarakat dewasa ini.

Kecerdasan buatan kian menandai internet of things (IoT) kian menjadi suatu keniscayaan.

Berbagai praktisi maupun pelaku industri pun sepakat digitalisasi memang tak dapat lagi terbendung dan manusia mesti menyesuaikan dengan kondisi tersebut.

Salah satu yang berpandangan seperti itu adalah Chairman and Chief Executive Officer Schneider Electric Jean-Pascal Tricoire.

Berbicara dalam pembukaan Innovation Summit Asia 2018 di Singapura, Kamis (20/9/2018), Jean mengatakan, kecerdasan buatan dipadu dengan IoT bakal menjadi kekuatan ekonomi yang trengginas.

Suasana Innovation Summit Asia 2018 Schneider Electric, di Singapura, Kamis (20/9/2018).KOMPAS.com/HARIS PRAHARA Suasana Innovation Summit Asia 2018 Schneider Electric, di Singapura, Kamis (20/9/2018).

Mengutip hasil penelitian Accenture Artificial Intelligence, laba suatu perusahaan diprediksi mampu meningkat rata-rata 38 persen per 2035 dengan penggunaan kecerdasan buatan.

"Kita patut berterima kasih pada kemajuan teknologi. Efek berganda hadirnya AI menjalar hingga sektor finansial dan manufaktur," ucap Jean.

Lebih lanjut Jean mengatakan, perkembangan AI menjadi suatu hal yang dicermati dan berupaya digarap serius oleh perusahaannya.

Salah satu upayanya, ungkap Jean, dengan cara mengembangkan manajemen energi bernama EcoStruxure.

Melalui inovasi tersebut, perusahaan asal Perancis itu berharap dapat memberikan jawaban atas kebutuhan industri di tengah era digital.


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com