Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Angkasa Pura I agar Bandara Lebih Ramah Lingkungan

Kompas.com - 22/09/2018, 06:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

HONG KONG, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura I (Persero) berupaya agar bandara-bandara di bawah kelolanya tak hanya sekadar mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang. AP I juga mendorong agar bandara memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang baik.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT AP I Devi Suradji mengakui saat ini bandara di Indonesia belum sepenuhnya menerapkan hal tersebut.

"Jadi sensitif itu. Apa yang tampak bersih, belum tentu environment friendly. Apa yang nampak hijau, belum tentu suistainable," ujar Devi saat ditemui di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (21/9/2018).

Baca juga: Seluruh Bandara Angkasa Pura I Sabet Penghargaan

Bukannya tak ada, bandara di Indonesia sudah ada yang meneraplan konsep go green seperti Surakarta dan Surabaya. Namun, kata Devi, komitmen terhadap keberlangsungan lingkungan bukan hal yang mudah. Penerapan sistem ramah lingkungan, kata dia, tak sekadar mengurangi dampak pemanasan global. Polusi terdiri dari berbagai jenis, bisa polusi, udara, polusi suara, maupun sampah.

"Jenisnya macam-macam, mulai dari air, energi, limbah.Ini harus diukur dengan baik," kata Devi.

Mau tak mau, kata Devi, harus ada reformasi di bandara. Bukan hanya soal pembuangan bahan bakar pesawat, tapi juga dari hal kecil seperti meniadakan kantung plastik untuk membawa belanjaan atau makanan.

Hal tersebut sudah bertahap diterapkan di bandara-bandara AP I. Namun, untuk menghilangkan penggunaan plastik secara menyeluruh, dirasa akan sulit.

"Teman-teman bisa bikin penggunaan plastik berbayar, tapi buat wrapping bagaimana? Padahal itu buat security-nya kan," kata Devi.

"Kalau dihilangkan, larinya ke masalah service juga," lanjut dia.

Oleh karena itu, AP I menerima tawaran Airports Council International (ACI) Asia Pacific untuk membantu dari segi lingkungannya. AP I juga diminta aktif dalam komite dunia milik ACI. Devi memastikan AP I menyanggupi hal tersebut. AP I akan bergabung dengan komite pengelolaan penerbangan, termasuk bidang lingkungan.

"Fungsinya bergabung di komite, kita bisa menyuarakan kebutuhan kita. Karena karakter demografi dan geografi berbeda tiap negara," kata Devi.

Menurut Devi, dasarnya adalah negosiasi. Jika ada perwakilan aviasi dari Indonesia, maka kepentingan dalam negeri bisa tersampaikan.

"Karena kalau enggak bisa negosiasi, enggak bisa bawa kepentingan negaranya, ya susah," lanjut dia.

Dalam buku panduan yang disusun ACI sebagai pegangan bandara seluruh dunia, yang disasar dari segi lingkungan yakni mempromosikan keberlanjutan dalam perkembangan penerbangan dan bandara, mengurangi dampak lingkungan bandara, dan mendukung manfaat ekonomi dan sosial bandara.

Sementara bidang yang menjadi fokus ACI dalam lingkungan sekitar bandara yakni manajemen emisi gas rumah kaca, manajemen energi bandara, manajemen peredaran pesawat terbang, manajemen karbon bandara, serta keanekaragaman hayati.

Adapun ruang lingkup pengelolaan yang dimaksud meliputi suara pesawat terbang, emisi mesin pesawat dan udara, kualitas di bandara, sistem manajemen lingkungan, pengelolaan air tanah, pengelolaan limbah, keanekaragaman hayati, manajemen sumber daya, dan remediasi situs di bandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com