Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Rahasia di Balik Ketenaran Kopi Canggah

Kompas.com - 24/09/2018, 06:52 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dulu, warga Desa Cupunagara sudah menanam kopi, namun yang ditanam hanyalah jenis kopi robusta

Namun, perubahan terjadi sejak 3 tahun terakhir. Warga desa mulai menanam kopi arabika.

"Kopi arabika khas Desa Cupunagara memiliki rasa manis yang unik karena ditanam di ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut,” ujar Kepala Desa Cupunagara Wahidin Hidayat dalam pernyataan tertulis, Senin (24/9/2018).

Baca juga: Bondowoso dan Cerita Produksi Kopi Arabica Java Ijen Raung

Dari total 300 hektar lahan yang ditanami kopi, sebanyak 100 hektar ditanami kopi arabika. Sisanya, ia melanjutkan, ditanami kopi robusta.

Dari 100 hektar kopi arabika yang ditanam sejak 3 tahun lalu, baru 15 hektar yang bisa dipanen.

Masyarakat desa bisa menghasilkan 30 ton hingga 40 ton biji kopi gelondongan dari luas lahan yang bisa dipanen tersebut. Biji kopi ini kemudian diolah menjadi green bean sebanyak 10 ton per tahun.

Besarnya permintaan akan kopi arabika khas Cupunagara, membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) perlu mengatur pasokan kopi. Apalagi, panen kopi hanya terjadi pada April sampai Juli setiap tahunnya.

Baca juga: Kopi Arabika Miliki Cita Rasa Terbaik?

Salah satu pembeli rutin produk kopi arabika khas Cupunagara yakni pemilik Cafe Black Hood di kota Subang, Angga Maulana (23 tahun).

Setiap bulan, Angga membeli sekitar 15 kilogram (kg) kopi dalam bentuk roast bean dan 25 kg dalam bentuk green bean.

“Konsumen menyukai rasanya yang unik, karena rasanya dominan manis seperti ada karamelnya, berbeda dari kopi-kopi di Jawa Barat yang rasanya dominan rasa buah dengan tingkat keasaman yang tinggi,” kata Angga.

Dana desa dongkrak perekonomian masyarakat

Wahidin Hidayat menjelaskan, dana desa yang diterima masyarakat Desa Cupunagara dimanfaatkan untuk pembentukan BUMDes Mukti Raharja.

BUMDes tersebut berperan memasarkan produk unggulan desa yaitu kopi arabika yang diberi merek “Kopi Canggah.”

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terus menggulirkan dana desa, serta melakukan pendampingan pemanfaatan dana desa untuk mengentaskan kemiskinan dan pemerataan ekonomi di seluruh pelosok Indonesia.

Dari 74.957 desa yang menerima dana desa, salah satunya adalah Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca juga: Dana Desa Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Desa di Grobogan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com