Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Banyak Perusahaan Teknologi Dunia Pindah ke Singapura

Kompas.com - 24/09/2018, 09:34 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Singapura telah berkembang menjadi pusat teknologi Asia dan menjadi tujuan favorit perusahaan-perusahaan yang ingin pamornya melejit di kawasan pasar negara berkembang.

Menurut Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura (EDB), 80 dari 100 perusahaan teknologi terkemuka di dunia beroperasi di Singapura. Banyak dari perusahaan teknologi yang kemudian meningkatkan investasinya di negara tersebut. Indeks Inovasi Bloomberg 2017 pun menempatkan Singapura di posisi nomor 6 dunia, tepat di atas Jepang dan Amerika Serikat, sementara China berada pada posisi 21.

Dikutip melalui Forbes, sebuah studi yang dilakukan perusahaan konsultan real estate Jones Lang LaSalle (JLL), Singapura merupakan negara tujuan investasi asing utama bagi raksasa teknologi China Alibaba, Baidu, dan Tencent. Begitupun Google, Amazon, dan Facebook yang memiliki operasi regional yang mapan di Singapura.

Di sisi lain, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin meningkatkan daya tarik Singapura.  Perusahaan yang memiliki arus perdagangan dengan kedua negara tersebut sedang mencari cara untuk menghindari perang tarif kedua negar tersebut.

Baca juga: Baca juga: Jakarta-Singapura Menjadi Rute Penerbangan Tersibuk Kedua di Dunia

Cara yang paling logis adalah dengan memindahkan perakitan serta operasi yang rentan keluar dari China ataupun AS ke ekosistem bisnis yang dinilai lebih aman. Sementara Singapura pun siap menerima perusahaan-perusahaan ini dengan tangan terbuka.

Berikut adalah 5 faktor yang menjadikan Singapura sebagai negara yang menarik bagi investor:

1. Terbuka dan terkoneksi

Secara geografis, Singapura terletak di pusat negara Asia, dengan infrastuktur yang terhubung ke setiap sudut dunia dari ujung Timur ke Barat.

Studi JLL menunjukkan kota-kota di China sebagian besar terhubung ke Singapura, kemudian diikuti oleh New York dan Sydney. Negara ini berhasil terjerat di dalam rantai nilai paling rumit di dunia lantaran lembaga-lembaga pemerintahannya memromosikan aturan hukum yang transparan dan konsisten.

Selain itu, para pemangku kebijakan telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari pemilik bisnis multinasional, hingga LSM dan pemerintah. Hal ini menciptakan siklus bisnis yang baik. Terutama karena pemerintah Singapura terus terlibat dalam setiap kemitraan antara publik dan swasta yang terbuka dan saling menguntungkan.

Pembuat kebijakan Singapura secara rutin mengundang perusahaan asing untuk berpartisipasi dalam pelatihan untuk memecahkan masalah sekaligus peningkatan kapasitas.

2. Perjanian Perdagangan Bebas (FTA)

Meskipun secara ukuran merupakan negara kecil dengan jumlah populasi lebih dari 5 juta, Singapura telah menetapkan sebanyak 22 FTA bilateral dan regional.

Baru-baru ini Singapura menandatangani dua perjanjiaan FTA raksasa termasuk Perjanjian Perdagangan bebas Uni Eropa-Singapura (EUSFTA) dan Kemitraan Trans Pasifik Komprehensif dan Progresif (CPTPP).

Transaksi multilateral EUSFTA dan CPTPP memiliki standar tinggi untuk memromosikan platform ekonomi dan perdagangan digital.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com