Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Setiap Defisit Transaksi Berjalan Membesar, Saya Tak Akan Berhenti Mengomel

Kompas.com - 24/09/2018, 15:27 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti posisi defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia yang terus membengkak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan, pihaknya akan terus menggenjot kinerja seluruh jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kemenkeu selama CAD masih terus melebar. Sebab, Kemenkeu merupakan pemangku kebijakan yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara.

"Saya tahu, semua pasti merasa Ibu ngomel lagi, saya katakan setiap CAD membesar saya nggak akan berhenti mengomel. Saya akan terus mendorong, saya tahu pressure itu besar sekali dan akan terus saya lakukan, jangan berharap saya jadi nice enough," ujar Sri Mulyani di kawasan Kemenkeu, Senin (24/9/2018).

Menkeu menjelaskan, neraca perdagangan merupakan gambaran dari seberapa besar tingkat kompetisi perekonomian Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

Sementara itu, posisi neraca perdagangan Indonesia saat ini mengalami defisit yang cukup lebar. Dimana jumlah impor Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya. Hal inilah yang kemudian mendorong melebarnya defisit neraca perdagangan di kuartal II 2018.

"Waktu ekonomi pick up di atas 5,2 persenm munculah impor kita melonjak cukup tinggi. Ekspor kita naik, tapi kesalip sama ekspor, itu kita harus identfikasi," ujar dia.

Menurut dia, seharusnya jajaran Kementerian Keuangan dan BUMN tidak cepat puas dengan hasil laporan keuangan yang sekadar bagus. Pihak-pihak tersebut juga harus mampu menghasilkan laporan keuangan yang memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk menyelesaikan masalah struktural yang terjadi di Indonesia.

"Saya minta agar jajaran Kementerian Keuangan dan BUMN di bawah Kemenkeu tidak pernah puas dengan memberikan laporan yang sifatnya adalah secara time series trennya bagus. Because your best is not good enough for solving the structural problem," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com