Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan China Cepat Beralih Gunakan Sistem Pembayaran Nontunai

Kompas.com - 26/09/2018, 10:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Saat ini, China merupakan pasar terbesar untuk transaksi non tunai. Hanya dengan memindai Quick Response Code (QR Code) melalui ponsel mereka, penduduk China sudah bisa melakukan transaksi pembayaran untuk hampir semua hal.

Layanan pembayaran non tunai ini didominasi oleh aplikasi WeChat Pay dan AliPay dengan pengguna hampir 100 juta orang per bulan.

Berdasarkan hasil riset dari Penguin Intelligence di tahun 2019, 92 persen dari penduduk kota besar China mengatakan, WeChat Pay dan AliPay merupakan alat pembayaran utama mereka.

Beberapa orang berpandangan pergerakan China menuju non tunai sangat cepat lantaran anggapan bahwa pembayaran non tunai merupakan sistem pembayaran yang bersih dan efisien.

Dikutip melalui Business Insider, Rabu (26/9/2018), inilah alasan sebenarnya mengapa China begitu cepat menerapkan sistem pembayaran non tunai.

 

Mengurangi risiko perampokan

Dengan sistem pembayaran non tunai yang diterapkan hampir di seluruh negara, penduduk China dan para pedagang tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar. 

Mobile Payments Conference menyatakan, 40 persen dari populasi China saat ini sudah tidak lagi membawa uang tunai dalam keseharian mereka.

Selain menjadi masyarakat non tunai, nampaknya penduduk China juga menjadi masarakat tanpa kartu.

Dengan jumlah uang tunai yang sangat kecil, risiko perampokan pun juga menjadi turun. Bahkan, pengemudi taksi di China juga menerika transaksi tanpa uang tunai.

Di masa lalu, mereka harus meninggalkan uang kertas di mobil mereka dan hal ini membuat mereka menjadi sasaran pencuri. Namun sekarang, dengan transaksi yang dilakukan secara digital, pengemudi taksi pun merasa lebih aman.

 

Mengurangi uang palsu

Sebelum sistem pembayaran non tunai menjadi hal yang umum, uang palsu merupakan masalah utama di China. Detektor uang palsu yang memindai apakah ada tanda air pada uang yang dibayarkan merupakan salah satu cara orang China untuk memeriksa keaslian uang.

Beberapa laporan yang muncul bahkan mengatakan ATM di China pun mengeluarkan uang palsu.

Dengan membatasi sirkulasi peredaran uang secara fisik menggunakan sistem pembayaran non tunai, kasus-kasus penerimaan uang palsu menjadi berkurang jumlahnya.

https://www.businessinsider.sg/china-cashless-payment/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com