Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dorong BPS Sempurnakan Mekanisme Pengumpulan Data Beras

Kompas.com - 26/09/2018, 14:56 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah, dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong agar Badan Pusat Statistik (BPS) menyempurnakan data tentang produksi beras dan komoditas lain.

Caranya dilakukan dengan perbaikan mekanisme pengumpulan data yang sedang dilakukan saat ini. BPS tercatat terakhir mengeluarkan data tentang produksi beras pada tahun 2015 silam.

"Aku tadi lihat-lihat statistik Indonesia 2018, lihat cabai, bawang terakhir 2017. Jagung, singkong, beras kok 2015? Jadi kelihatannya memang BPS tidak melanjutkan mempublikasi data pangan, bahan makanan setelah 2015. Ya mudah-mudahan kami harapannya dalam waktu dekat ada yang diperbaharui dan diterbitkan," kata Darmin saat menghadiri Hari Statistik Nasional (HSN) 2018 di kantor BPS, Rabu (26/9/2018).

Darmin menjelaskan, dulu BPS sempat menghimpun data produksi beras dengan mengacu pada 80 kota di Indonesia. Saat itu, metode pengumpulan sampel yang diterapkan adalah berdasarkan merek karung berasnya.

Cara seperti itu disebut Darmin perlu diperbarui lagi saat ini karena kondisinya banyak merek yang terlalu mirip tanpa tahu apa jenis beras di dalamnya, medium atau premium. Dia turut mendorong BPS menggunakan beberapa indikator lain sehingga data yang terkumpul bisa lebih detail dan komprehensif.

Terlepas dari data beras, Darmin memuji kinerja BPS yang selama ini secara konsisten mengeluarkan data sebagai acuan bersama. Data-data yang dikeluarkan BPS juga telah menghasilkan time series sehingga untuk beberapa indikator bisa dilihat bagaimana trennya dalam beberapa tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com