Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Di Tengah Volatilitas, Sektor Jasa Keuangan Nasional Masih Terjaga

Kompas.com - 27/09/2018, 08:04 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa sektor jasa keuangan dalam negeri masih dalam kondisi terjaga.

Hal itu terjadi di tengah kondisi likuiditas pasar keuangan Indonesia yang masih mengalami volatilitas imbas dari berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Ketidakpastian tersebut dalam beberapa waktu terkahir terjadi akibat tak kunjung berakhirnya isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kondisi itu kemudian juga ditambah oleh normalisasi kebijakan antara AS dan Eropa.

“Ketidakpastian ini telah meningkatkan tekanan di pasar keuangan emerging markets, khususnya di negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan eksternal,” ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam pernyataan resminya, Kamis (27/9/2018).

Oleh karenanya, OJK mendukung penuh upaya pemerintah untuk bisa mengurangi dampak tekanan pasar keuangan global terhadap perekonomian domestik.

Adapun upaya tersebut di antaranya adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) biodiesel atau B20, penundaan beberapa proyek infrastruktur yang tinggi konten impornya, dan peningkatan tarif PPh impor beberapa produk konsumsi.

Sementara itu, di tengah dinamika pasar keuangan global, OJK menilai pasar modal domestik per September 2018 masih relatif stabil.

“Per 21 September 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan tipis sebesar 1 persen secara month to date (MTD) dengan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp 2,5 triliun,” jelas Anto.

Sementara secara year to date (ytd), IHSG terkoreksi sebesar 6,3 persen dengan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp 52,7 triliun.

Kemudian, pada sektor pasar Surat Berharga Negara (SBN), yield tenor jangka pendek, menengah, dan panjang kembali meningkat masing-masing sebesar 82 basis poin (bps), 22 bps, dan 42 bps secara MTD.

Anto menilai, peningkatan yield tersebut terjadi seiring dengan dinamika eksternal yang masih meningkat. Sampai dengan 21 September 2018, investor nonresiden masih mencatat net buy sebesar Rp 4,4 triliun.

Sementara itu, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Agustus 2018 secara umum masih bergerak positif. Hal itu terlihat dari kredit perbankan dan piutang pembiayaan masing-masing yang tumbuh sebesar 12,12 persen year on year (yoy) dan 5,82 persen yoy atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 11,34 persen dan 5,53 persen.

“Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,88 persen yoy. Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi per Agustus 2018 masing-masing tercatat sebesar Rp 114,8 triliun dan Rp 49,3 triliun,” sambung Anto.

Sementara di pasar modal, selama periode Januari sampai 21 September 2018, penghimpunan dana oleh korporasi telah mencapai Rp 130 triliun. Sebanyak 39 perusahaan tercatat menjadi emiten baru dengan total dana kelolaan investasi mencapai Rp 740,69 triliun atau meningkat 7,58 persen dibandingkan akhir 2017.

OJK pun memastikan bahwa profil risiko lembaga jasa keuangan masih terjaga pada level manageable di tengah terus berlanjutnya volatilitas pasar keuangan domestik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com