Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita tentang Keras Kepalanya Jokowi Gencar Bangun Infrastruktur

Kompas.com - 27/09/2018, 08:54 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya pembangunan infrastruktur selama beberapa tahun terakhir tidak lepas dari peran Presiden Joko Widodo yang memilih untuk melakukan hal tersebut.

Meski tidak sedikit kalangan yang menganggap kebijakan itu tidak bermanfaat untuk jangka pendek, hal tersebut tetap dilakukan dan perlahan mulai kelihatan hasilnya di daerah-daerah yang merasakan dampak pembangunan.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika dalam sebuah diskusi di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018) kemarin, menceritakan kenapa pemerintah memilih membangun infrastruktur dalam jumlah besar.

Salah satu yang mendorong hal itu adalah keyakinan Jokowi bahwa hal tersebut memang diperlukan sebagai landasan bagi generasi di masa mendatang.

"Harus ada yang keras kepala ambil risiko untuk itu. Mungkin tidak bisa kita rasakan dalam jangka pendek, atau jangka menengah dalam 5 tahun ini. Tapi percayalah, ini satu generasi bisa ditutup dengan adanya pilihan untuk melakukan pembangunan infrastruktur demi adanya investasi tadi," kata Ahmad.

Ahmad menjelaskan, jika bicara ekonomi, ujungnya adalah mengupayakan investasi masuk ke dalam negeri sehingga roda perekonomian bisa berjalan. Agar investasi bisa berjalan mulus, perlu dukungan infrastruktur yang memadai.

Dia mencontohkan, jika ada seorang investor ingin berinvestasi di suatu daerah namun belum ada akses terhadap listrik, bahkan jaringan internet, bisa jadi investasi tersebut tidak jadi dilakukan. Termasuk, bila akses menuju ke tempat yang dimaksud masih sulit, atau belum ada bandara maupun jalan yang baik di sana.

"Pembangunan yang berkelanjutan pada masa mendatang membutuhkan dukungan dari infrastruktur," tutur Ahmad.

Ketika disinggung tentang pilihan terhadap infrastruktur yang dinilai tidak populis, Ahmad membenarkan pandangan itu. Meski dianggap sebagai kebijakan yang tidak populis,  Jokowi menilai hal itu sangat penting sebagai modal untuk menjalani hari-hari berikutnya dengan lebih optimistis.

"Bahwa ada yang masih kurang, keterbatasan dan seterusnya, tentu itu tipikal dari keseluruhan program pembangunan yang terjadi di semua negara. Tapi, yang paling pokok adalah cara pandang dan eksekusi yang makin bagus dari waktu ke waktu," ujar Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com