Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Skema Kerjasama dengan Swasta untuk Kembangkan RS Kanker Dharmais

Kompas.com - 27/09/2018, 22:40 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali melakukan market sounding terkait pengembangan Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Market sounding tersebut dilakukan tak lepas dari skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) terhadap proyek tersebut.

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) menjadi penjamin dalam proyek KPBU tersebut. Direktur Utama PT PII Armand Hermawan berharap para investor yang hadir pada market sounding menyatakan minatnya sehingga bisa berpartisipasi dalam tahap praqualifikasi lelang pekan depan.

“Sekarang kami menjaring masukan dari calon investor tentang proyek ini. Isu apa saja yang menjadi perhatian mereka. Dalam proyek KPBU memang semuanya harus transparan dan fair sehingga perjanjian kerjasama yang dibuat menguntungkan kedua belah pihak,” kata Armand dalam pernyataan resminya, Kamis (27/9/2018).

Adapun calon investor yang datang disebut Arman datang dari dalam dan luar negeri. Para investor tersebut di antaranya adalah PT PP, PT WIKA, Brainlab, PTSI, Mercurius Healt, Mayapada, Gobel, Bandana Securitas, Mandiri Securitas, Fujitsu Indonesia, dan Zeiss.

Sementara itu, Direktur RS Kanker Dharmais Abdul Kadir menyatakan alasan dipilihnya skema KPBU karena keterbatasan anggaran untuk membangun gedung rumah sakit baru dan pengadaan serta mengoperasikan peralatan medis kanker terbaru berupa Proton Beam Therapy (PBT).

Terkait hal tersebut, total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan RS Kanker Dharmais adalah sebesar 160 juta dollar Amerika Serikat (AS).

“Kami mengharapkan para peserta lelang menawarkan desain arsitektur bangunan rumah sakit yang unik dan terbaru yang setara dengan RS bertaraf internasional. Secara fungsional, bangunan rumah sakit diharapkan dapat menjawab kebutuhan permintaan perawatan kesehatan yang mengikuti standar layanan perawatan kesehatan internasional,” jelas Abdul Kadir.

Abdul Kadir menambahkan, pengadaan PBT bertujuan untuk menjawab kebutuhan pengobatan kanker saat ini dan pada masa depan.

PBT merupakan fasilitas perawatan kanker terbaru yang lebih tepat dan efektif. Efek samping minimal terhadap jaringan sel dan organ sehat. Selain itu umur aset PBT bsia mencapai 30 tahun.

"Sampai saat ini belum ada PBT yang telah beroperasi di Asia Tenggara. Namun, Chakri Sirindrom di Bangkok dan National Cancer Center di Singapura telah memulai proses pengadaan atau instalasi PBT,” ungkap Abdul Kadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com