Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Airport Tax" Akan Naik Dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 02/10/2018, 05:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau yang kerap disebut sebagai pajak bandara (PSC) atau airport tax dipastikan akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat.

Kenaikan PJP2U terutama untuk bandara-bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (AP II).

"Untuk PJP2U tadi dibahas dalam waktu dekat akan dilakukan sebuah settlement dengan suatu harga tertentu. Ini kita akan finalisasi dalam waktu dekat," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Gedung Kemenko Kemaritiman, Senin (1/10/2018).

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menyatakan bahwa penyesuaian tarif PJP2U tersebut dilakukan guna menyeimbangkan biaya investasi.

"Karena bandara yang kita usulkan untuk disesuaikan PSC-nya itu adalah bandara yang sudah kita spend dalam bentuk investasi dan capex dua sampai tiga tahun terakhir dengan mempertimbangkan berapa tahun terakhir PSC-nya naik. Di situlah kewajaran dilakukan. Bandara itu yang akan diajukan (untuk penyesuaian)," jelas Awaluddin.

Namun demikian, Awaluddin enggan menyebutkan usulan dan bandara mana saja yang akan disesuaikan tarifnya.

Dia hanya mengatakan, penyesuaian tarif P2PJU itu akan mempertimbangkan angka inflasi.

"(Usulan besarannya) bukan kami yang memutuskan, yang memutuskan pemerintah. Kita yang mengajukan, konsultasinya kita, dan dievaluasi. Salah satu yang diukur adalah dampaknya ke inflasi. Kalau dampaknya ke inflasi cukup tinggi, catatan pemerintah kan sangat strongly recommended," ungkap Awaluddin.

Adapun kenaikan PJP2U tersebut dipastikan Awaluddin bakal berdampak pada peningkatan mutu pelayanan.

"Sehingga konsepnya bahwa apa yang sudah kita investasi dan dibantu pemerintah disesuaikan tarifnya akan kita kembalikan besaran yang dapat atau revenue menjadi investasi peningkatan mutu," sambungnya.

Adapun konsep yang diajukan Awaluddin terkait penyesuaian tarif tersebut adalah subsidi silang. Artinya, kata Awaluddin, bandara yang memiliki ebitda negatif ditutupi dengan bandara dengan ebitda positif.

"Tadi kami usulkan beberapa sebagian bandara yang memang ebitda-nya negatif. Kenapa bisa negatif? Karena tidak balance investasi kita dengan revenue kita," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com